Minggu, 05 April 2015

Perjalanan Modelku

Aku, seorang model yunior, diperkenalkan oleh temanku pada seorang fotografer ternama supaya aku bisa diorbitkan menjadi model terkenal. Temanku ngasi tau bahwa om Andi, demikian dia biasanya dipanggil, doyan daun muda. Bagiku gak masalah, asal benar2 dia bisa mendongkrak ratingku sehingga menjadi ternama.

Om Andi membuat janjian untuk sesi pemotretan di vilanya di daerah Puncak. Pagi2 sekali, pada hari yang telah ditentukan, om Andi menjemputku. Bersama dia ikut juga asistennya, Joko, seorang anak muda yang cukup ganteng, kira2 seumuran denganku.

Tugas Joko adalah membantu om Andi pada sesi pemotretan. Mempersiapkan peralatan, pencahayaan, sampe pakaian yang akan dikenakan model. Om Andi sangat profesional mengatur pemotretan, mula2 dengan pakaian santai yang seksi, yang menonjolkan lekuk liku tubuhku yang memang bahenol. Pemotretan dilakukan di luar.

                         Cerita Panas
Bajunya dengan potongan dada yang rendah, sehingga toketku yang besar montok seakan2 mau meloncat keluar. Joko terlihat menelan air liurnya melihat toketku yang montok. Pasti dia ngaceng keras, karena kulihat di selangkangan jins nya menggembung. Aku hanya membayangkan berapa besar kontolnya, itu membuat aku jadi blingsatan sendiri.


Setelah itu, om Andi mengajakku melihat hasil pemotretan di laptopnya, dia memberiku arahan bagaimana berpose seindah mungkin. Kemudian sesi ke2, dia minta aku mengenakan lingeri yang juga seksi, minim dan tipis, sehingga aku seakan2 telanjang saja mengenakannya. Pentil dan jembutku yang lebat membayang di kain lingerie yang tipis.

Jokopun kayanya gak bisa konsentrasi melihat tubuhku. Aku yakin kon tolnya sudah ngaceng sekeras2nya. Om Andi mengatur gayaku dan mengambil poseku dengan macam2 gaya tersebut. Tengkurap, telentang, ngangkang dan macem2 pose yang seksi2. Kembali om Joko memberiku arahan setelah membahas hasil pemotretannya.

Sekarang sekitar jam 12 siang, om Andi minta Joko untuk membeli makan siang. Sementara itu aku minta ijin untuk istirahat dikolam renang aja. Om Andi memberiku bikini yang so pasti seksi dan minim untuk dikenakan. Tanpa malu2 segera aku mengenakan bikini itu. Benar saja, bikininya minim sehingga hanya sedikit bagian tubuhku yang tertutupinya. Aku berbaring di dipan dibawah payung. Karena lelah akibat sesi pemotretan yang padat dan angin sepoi2, aku tertidur.

Ditengah tidurku aku merasakan ada sesuatu yang meraba-raba tubuhku, tangan itu mengelus pahaku lalu merambat ke dadaku. Ketika tangan itu menyentuh selangkanganku tiba-tiba mataku terbuka, aku melihat om Andi sedang menggerayangi tubuhku.

“Nes, kamu seksi sekali, om jadi napsu deh ngeliatnya. Om jadi pengen ngentotin Ines, boleh gak Nes. Nanti om bantu kamu untuk jadi model profesional”, katanya.

Karena sudah diberi tahu temanku, aku tidak terlalu kaget mendengar permintaannya yang to the point.

“Ines sih mau aja om, tapi nanti Joko kalo dateng
gimana”, tanyaku.

Om Andi segera meremas2 toketku begitu mendengar bahwa aku gak keberatan dientot.

“Kamu kan udah sering dientot kan Nes, nanti kalo Joko mau kita main ber 3 aja, asik kan kamunya”, katanya sambil tersenyum.

Aku diam saja, om Andi berbaring di dipan disebelahku. Segera aku dipeluknya, langsung dia menciumku dengan ganas. Tangannya tetap aktif meremas2 toketku, malah kemudian mulai mengurai tali bra bikiniku yang ada ditengkuk dan dipunggung sehingga toketku pun bebas dari penutup. Dia semakin bernapsu meremas toketku.

“Nes, toket kamu besar dan kenceng, kamu udah napsu ya Nes. Mana pentilnya gede keras begini, pasti sering diisep ya Nes”.

Dia duduk di pinggir dipan dan mulai menyedot toketku, sementara aku meraih kontolnya serta kukocok hingga kurasakan kontol itu makin mengeras. Aku mendesis nikmat waktu tangannya membelai selangkanganku dan menggosok-gosok nonokku dari luar.

“Eenghh.. terus om.. oohh!” desahku sambil meremasi rambut om Andi yang sedang mengisap toketku.

Kepalanya lalu pelan-pelan merambat ke bawah dan berhenti di puserku. Aku mendesah makin tidak karuan ketika lidahnya bermain-main di sana ditambah lagi dengan jarinya yang bergerak keluar masuk nonokku dari samping cd bikini ku. Aku sampai meremas-remas toket dan menggigit jariku sendiri karena tidak kuat menahan rasanya yang geli-geli enak itu hingga akhirnya tubuhku mengejang dan nonokku mengeluarkan cairan hangat.

Dengan merem melek aku menjambak rambut om Andi. Segera tangannya pun mengurai pengikat cd bikiniku sehingga aku sudah telanjang bulat terbaring dihadapannya, siap untuk digarap sepuasnya. Dia segera menyeruput nonokku sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah om Andi melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku.

“Jembut kamu lebat ya Nes, pasti napsu kamu besar. Kamu gak puas kan kalo cuma dientot satu ronde”, katanya.

Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, mulutku sudah dilumatnya dengan ganas. Kurasakan aroma cairan cintaku sendiri pada mulutnya yang belepotan cairan itu. Aku agak kewalahan dengan lidahnya yang bermain di rongga mulutku. Setelah beberapa menit baru aku bisa beradapatasi, kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami saling membelit dan mengisap.

Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga menjilati wajahku sampai wajahku basah oleh liurnya.

“Ines ga tahan lagi om, Ines emut kontol om ya” kataku. Om Andi langsung bangkit dan berdiri di sampingku, melepaskan semua yang nempel dibadannya dan menyodorkan kontolnya. kontolnya sudah keras sekali, besar dan panjang. Tipe kontol yang menjadi kegemaranku. Masih dalam posisi berbaring di dipan, kugenggam kontolnya, kukocok dan kujilati sejenak sebelum kumasukkan ke mulut.

Mulutku terisi penuh oleh kontolnya, itu pun tidak menampung seluruhnya paling cuma masuk 3/4nya saja. Aku memainkan lidahku mengitari kepala kontolnya, terkadang juga aku menjilati lubang kencingnya sehingga om Andi bergetar dan mendesah-desah keenakan. Satu tangannya memegangi kepalaku dan dimaju-mundurkannya pinggulnya sehingga aku gelagapan.

“Eemmpp..nngg..!” aku mendesah tertahan karena nyaris kehabisan nafas, namun tidak dipedulikannya.

Kepala kontol itu berkali-kali menyentuh dinding kerongkonganku. Kemudian kurasakan ada cairan memenuhi mulutku. Aku berusaha menelan pejunya itu, tapi karena banyaknya pejunya meleleh di sekitar bibirku. Belum habis semburannya, dia menarik keluar kontolnya, sehingga semburan berikut mendarat disekujur wajahku.

Kuseka wajahku dengan tanganku. Sisa-sisa peju yang
menempel di jariku kujilati sampai habis. Saat itu mendadak pintu pager terbuka dan Joko muncul dari sana, dia melongo melihat kami berdua yang sedang bugil.

“Jok, mau ikutan gak”, tanya om Andi sambil tersenyum.

“Kita makan dulu ya”. Segera kita menyantap makanan yang dibawa Joko
sampai habis.

Sambil makan, kulihat jakunnya Joko turun naik melihat kepolosan tubuhku, meskipun agak gugup matanya terus tertuju ke toketku. Aku mengelus-elus kontolnya dari luar celananya, membuatnya terangsang

Akhirnya Joko mulai berani memegang toketku, bahkan meremasnya. Aku sendiri membantu melepas kancing bajunya dan meraba-raba dadanya.

“Nes, toketnya gede juga ya.. enaknya diapain ya”, katanya sambil terus meremasi toketku.

Dalam posisi memeluk itupun aku perlahan membuka pakaiannya. Nampaklah kontolnya cukup besar, walaupun tidak sebesar kontol om Andi, tapi kelihatannya lebih panjang. Kugenggam kontolnya, kurasakan kontolnya bergetar dan mengeras. Pelan-pelan tubuhku mulai menurun hingga berjongkok di hadapannya, tanpa basa-basi lagi kumasukkan kontolnya ke mulut, kujilati dan kuemut-emut hingga Joko mengerang keenakan.

“Enak, Jok”, tanya om Andi yang memperhatikan Joko agak grogi menikmati emutanku.

Om Andi lalu mendekati kami dan meraih tanganku untuk mengocok kontolnya. Secara bergantian mulut dan tanganku melayani kedua kontol yang sudah menegang itu. Tidak puas hanya menikmati tanganku, sesaat kemudian om Andi pindah ke belakangku, tubuhku dibuatnya bertumpu pada lutut dan kedua tanganku.

Aku mulai merasakan kontolnya menyeruak masuk ke dalam nonokku. Seperti biasa, mulutku menganga mengeluarkan desahan meresapi inci demi inci kontolnya memasuki nonokku. Aku dientotnya dari belakang, sambil menyodok, kepalanya merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada toketku. Aku menggelinjang tak karuan waktu pentil kananku digigitnya dengan gemas, kocokanku pada kontol Joko makin bersemangat.

Rupanya aku telah membuat Joko ketagihan, dia jadi begitu bernafsu memaju-mundurkan pinggulnya seolah sedang ngentot. Kepalaku pun dipeganginya dengan erat sampai kesempatan untuk menghirup udara segar pun aku tidak ada. Akhirnya aku hanya bisa pasrah saja dientot dari dua arah oleh mereka, sodokan dari salah satunya menyebabkan kontol yang lain makin menghujam ke tubuhku. kontol Om Andi menyentuh bagian terdalam dari nonokku dan ketika kontol Joko menyentuh kerongkonganku, belum lagi mereka terkadang memainkan toket atau meremasi pantatku.

Aku serasa terbang melayang-layang dibuatnya hingga akhirnya tubuhku mengejang dan mataku membelakak, mau menjerit tapi teredam oleh kontol Joko. Bersamaan dengan itu pula entotan Om Andi terasa makin bertenaga. Kami pun nyampe bersamaan, aku dapat merasakan pejunya yang menyembur deras di dalamku, kemudian meleleh keluar lewat selangkanganku.

Setelah nyampe, tubuhku berkeringat, mereka agaknya mengerti keadaanku dan menghentikan kegiatannya.

“Nes, aku pengen ngen totin nonok kamu juga”, kata Joko.

Aku cuma mengangguk, lalu dia bilang lagi,

“Tapi Ines istirahat aja dulu, kayanya masih cape deh”. Aku turun ke kolam, dan duduk berselonjor di daerah dangkal untuk menyegarkan diriku. Mereka berdua juga ikut turun ke kolam, om Andi duduk di sebelah kiriku dan Joko di kananku. Kami mengobrol sambil memulihkan tenaga, selama itu tangan jahil mereka selalu saja meremas atau mengelus dada, paha, dan bagian sensitif lainnya.

“Nes, aku masukin sekarang aja ya, udah ga tahan daritadi belum rasain nonok kamu” kata Joko mengambil posisi berlutut di depanku.

Dia kemudian membuka pahaku setelah kuanggukan kepala,dia mengarahkan kontolnya yang panjang dan keras itu ke nonokku, tapi dia tidak langsung
menusuknya tapi menggesekannya pada bibir nonokku sehingga aku berkelejotan kegelian dan meremas kontol om andi yang sedang menjilati leher di bawah telingaku.

“Aahh.. Jok, cepet masukin dong, udah kebelet nih!” desahku tak tertahankan.

Aku meringis saat dia mulai menekan masuk kontolnya. Kini nonokku telah terisi oleh kontolnya yang keras dan panjang itu, yang lalu digerakkan keluar masuk nonokku.

“Wah.. seret banget nonok kamu Nes”, erangnya.

Setelah 15 menit dia gen tot aku dalam posisi itu, dia melepas kontolnya lalu duduk berselonjor dan manaikkan tubuhku ke kontolnya. Dengan refleks akupun menggenggam kontol itu sambil menurunkan tubuhku hingga kontolnya amblas ke dalam nonokku. Dia memegangi kedua bongkahan pantatku, secara
bersamaan kami mulai menggoyangkan tubuh kami.

Desahan kami bercampur baur dengan bunyi kecipak air kolam, tubuhku tersentak-sentak tak terkendali, kepalaku kugelengkan kesana-kemari, kedua toketku yang terguncang-guncang tidak luput dari tangan dan mulut mereka. Joko
memperhatikan kontolnya sedang keluar masuk di nonokku.

Goyangan kami terhenti sejenak ketika om Andi tiba-tiba mendorong punggungku sehingga pantatku semakin menungging dan toketku makin tertekan ke wajah Joko. om Andi membuka pantatku dan mengarahkan kontolnya ke sana.

“Aduuh.. pelan-pelan om, sakit ” rintihku waktu dia
mendorong masuk kontolnya.

Bagian bawahku rasanya sesak sekali karena dijejali dua kontol kontol besar. Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi kurasakan perlahan-lahan berubah menjadi rasa nikmat. Aku menjerit sejadi-jadinya ketika om Andi menyodok pantatku dengan kasar, kuomeli dia agar lebih lembut dikit. Bukannya mendengar, om Andi malah makin buas menggentotku.

Joko melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku agar aku tidak terlalu ribut. Hal itu berlangsung sekitar 20 menit lamanya sampai aku merasakan tubuhku seperti mau meledak, yang dapat kulakukan hanya menjerit panjang dan memeluk Joko erat-erat sampai kukuku mencakar punggungnya. Selama beberapa detik tubuhku menegang sampai akhirnya melemas kembali dalam dekapan Joko.

Namun mereka masih saja memompaku tanpa peduli padaku yang sudah
lemas ini. Erangan yang keluar dari mulutku pun terdengar makin tak bertenaga. Tiba-tiba pelukan mereka terasa makin erat sampai membuatku sulit bernafas, serangan mereka juga makin dahsyat, pentilku disedot kuat-kuat oleh Joko, dan om Andi menjambak rambutku. Aku lalu merasakan peju hangat menyembur di dalam nonok dan pantatku, di air nampak sedikit cairan peju itu melayang-layang. Mereka berdua pun terkulai lemas diantara tubuhku dengan kontol masih tertancap.

Setelah sisa-sisa kenikmatan tadi mereda, akupun mengajak mereka naik ke atas. Sambil mengelap tubuhku yang basah kuyup, aku berjalan menuju kamar mandi. Mereka mengikutiku dan ikut mandi bersama. Disana aku cuma duduk, merekalah yang menyiram, menggosok, dan menyabuniku tentunya sambil menggerayangi. nonok dan toketku paling lama mereka sabuni sampai aku menyindir

“Lho.. kok yang disabun disitu-situ aja sih, mandinya ga beres-beres dong, dingin nih” disambut gelak tawa kami.

Setelah itu, giliran akulah yang memandikan mereka, saat itulah nafsu mereka bangkit lagi, akupun mengemut kontol mereka secara bergantian sehingga langsung saja napsu mereka memuncak. aku segera diseret ke ranjang.

Om Andi mendapat giliran pertama, kelihatannya mereka dia main berdua aja dengan ku. Jembutku yang lebat langsung menjadi sasaran, kemudian salah satu jarinya sudah mengelus2 nonokku. Otomatis aku mengangkangkan pahaku sehingga dia mudah mengakses nonokku lebih lanjut. Segera kontolnya yang besar, panjang dan sangat keras aku genggam dan kocok2.

“Nes, diisep dong”, pintanya. Kepalanya kujilat2 sebentar kemudian kumasukkan ke mulutku. Segera kekenyot pelan2, dan kepalaku mengangguk2 memasukkan kontolnya keluar masuk mulutku, kenyotanku jalan terus.

“Ah, enak Nes, baru diisep mulut atas aja udah nikmat ya, apalagi kalo yg ngisep mulut bawah”, erangnya keenakan.

Tangannya terus saja mengelus2 no nokku yang sudah basah karena napsuku sudah memuncak.

“Nes, kamu udah napsu banget ya, nonok kamu udah basah begini”, katanya lagi. kontolnya makin seru kuisep2nya. Kulihat Joko sedang mengelus2 kontolnya yang sudah ngaceng berat melihat om Andi menggarap aku.

Tiba2 dia mencabut kontolnya dari mulutku dan segera menelungkup diatas badanku. kontolnya diarahkan ke nonokku, ditekannya kepalanya masuk ke nonokku. terasa banget nonokku meregang kemasukan kepala kontol yang besar, dia mulai mengenjotkan kontolnya pelan, keluar masuk nonokku. Tambah lama tambah cepat sehingga akhirnya seluruh kontolnya yang panjang ambles di nonokku.

“Enak om , kontol om bikin nonok Ines sesek, dienjot yang keras om “, rengekku keenakan.

enjotan kontolnya makin cepat dan keras, aku juga makin sering melenguh
kenikmatan, apalagi kalo dia mengenjotkan kontolnya masuk dengan keras, nikmat banget rasanya. Gak lama dientot aku udah merasa mau nyampe,

“om lebih cepet ngenjotnya dong, Ines udah mau nyampe”, rengekku.

“Cepat banget Nes, om belum apa2″ jawabnya sambil mempercepat lagi enjotan kontolnya. A

khirnya aku menjerit keenakan “Om, Ines nyampe mas , aah”, aku menggelepar kenikmatan.

Dia masih terus saja mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Tiba2 dia mencabut kontolnya dari nonokku.

“Kok dicabut om, kan belum ngecret”, protesku.

Dia diem saja tapi menyuruh aku menungging di pinggir ranjang, rupanya dia mau gaya anjing.

“Om, masukkin dinonok Ines aja ya, kalo dipantat gak asik”, pintaku.

Dia diam saja. Segera kontolnya ambles lagi di nonokku dengan gaya baru ini. Dia berdiri sambil memegang pinggulku. Karena berdiri, enjotan kontolnya keras dan cepat, lebih cepat dari yang tadi, gesekannya makin kerasa di nonokku dan masuknya rasanya lebih dalem lagi,

“Om , nikmat”, erangku lagi.

Jarinya terasa mengelus2 pantatku, tiba2 salah satu jarinya disodokkan ke lubang pantatku, aku kaget sehingga mengejan. Rupanya nonokku ikut berkontraksi meremas kontol besar panjang yang sedang keluar masuk,

“Aah Nes, nikmat banget, empotan nonok kamu kerasa banget”, erangnya sambil terus saja mengenjot nonokku.

Sementara itu sambil mengenjot dia agak menelungkup di punggungku dan tangannya meremas2 toketku, kemudian tangannya menjalar lagi ke i tilku, sambil dientot i tilku dikilik2nya dengan tangannya. Nikmat banget dien tot dengan cara seperti itu.

“Om , nikmat banget ngentot sama om , Ines udah mau nyampe lagi. Cepetan enjotannya om ,” erangku saking nikmatnya.

Dia sepertinya juga udah mau ngecret, segera dia memegang pinggulku lagi dan mempercepat enjotan kontolnya. Tak lama kemudian,

“Om, Ines mau nyampe lagi, om , cepetan dong enjotannya, aah”, akhirnya aku mengejang lagi keenakan. Gak lama kemudian dia mengentotkan kontolnya dalem2 di nonokku dan terasa pejunya ngecret.

“Aah Nes, nikmat banget”, diapun agak menelungkup diatas punggungku.

Karena lemas, aku telungkup diranjang dan dia masih menindihku, kontolnya tercabut dari nonokku.

“Om , nikmat deh, sekali entot aja Ines bisa nyampe 2 kali. Abis ini giliran Joko ya”, kataku.

“Iya”, jawabnya sambil berbaring disebelahku.

Aku memeluknya dan dia mengusap2 rambutku. “Kamu pinter banget muasin lelaki ya Nes”, katanya lagi.

Aku hanya tersenyum, “Om, Ines mau ke kamar mandi, lengket badan rasanya”, aku pun bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi.

Selesai membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi telanjang bulat, kulihat om Andi sudah tidak ada dikamar. Joko sudah berbaring diranjang. Aku tersenyum saja dan berbaring disebelahnya. Dia segera mencium bibirku dengan penuh napsu. kontolnya keelus2. Lidahku dan lidahnya saling membelit dan kecupan bibir berbunyi saking hotnya berciuman. Tangannya juga mengarah kepahaku.

Aku segera saja mengangkangkan pahaku, sehingga dia bisa dengan mudah mengobok2 nonokku. Sambil terus mencium bibirku, tangannya kemudian naik meremas2 toketku. Pentilku diplintir2nya,

“Jok enak, Ines udah napsu lagi nih”, erangku.

Tanganku masih mengocok kontolnya yang sudah keras banget. Kemudian ciumannya beralih ke toketku. Pentilku yang sudah mengeras segera diemutnya dengan penuh napsu,

“Jok , nikmat banget “, erangku.

Diapun menindihku sambil terus menjilati pentilku. Jilatannya turun keperutku, kepahaku dan akhirnya mendarat di nonokku.

“Aah Jok , enak banget, belum dientot aja udah nikmat banget”, erangku.

Aku menggeliat2 keenakan, tanganku meremas2 sprei ketika dia mulai menjilati nonok dan i tilku. Pahaku tanpa sengaja mengepit kepalanya dan rambutnya kujambak, aku mengejang lagi, aku nyampe sebelum dientot. Dia pinter banget merangsang napsuku. Aku telentang terengah2, sementara dia terus menjilati nonokku yang basah berlendir itu.

Dia bangun dan kembali mencium bibirku, dia menarik tanganku minta dikocok kontolnya. Dia merebahkan dirinya, aku bangkit menuju selangkangannya dan mulai mengemut kontolnya.

“Nes, kamu pinter banget sih”, dia memuji.

Cukup lama aku mengemut kon tolnya. Sambil mengeluar masukkan di mulutku,
kontolnya kuisep kuat2. Dia merem melek keenakan.

Kemudian aku ditelentangkan dan dia segera menindihku. Aku sudah mengangkangkan pahaku lebar2. Dia menggesek2kan kepala kontolnya di bibir nonokku, lalu dienjotkan masuk,

“Jok , enak”, erangku.

Dia mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk pelan2 sampai akhirnya blees, kontolnya nancep semua di nonokku.

“Nes, nonokmu sempit banget, padahal barusan kemasukan kontol berkali2ya”, katanya.

“Tapi enak kan, abis kontol kamu gede dan panjang sampe nonok Ines kerasa sempit”, jawabku terengah.

Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat, bibirku diciumnya.

“Enak Jok, aah”, erangku keenakan.

enjotannya makin cepat dan keras, pinggulku sampe bergetar karenanya. Terasa nonokku mulai berkedut2,

“Jok lebih cepet dong, enak banget, Ines udah mau nyampe”, erangku.

“Cepet banget Nes, aku belum apa2″, jawabnya.

“Abisnya kon tol kamu enak banget sih gesekannya”, jawabku lagi.

enjotannya makin keras, setiap ditekan masuk amblesnya dalem banget rasanya. Itu menambah nikmat buat aku

“Terus Jok , enak”. Toketku diremas2 sambil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk.

“Terus Jok , lebih cepat, aah, enak Jok, jangan brenti, aakh…” akhirnya aku mengejang, aku nyampe, nikmat banget rasanya. Padahal dengan om Andi, aku udah nyampe 2 kali, nyampe kali ini masih terasa nikmat banget. Aku memeluk pinggangnya dengan kakiku, sehingga rasanya makin dalem kontolnya nancep. nonokku kudenyut2kan meremas kontolnya sehingga dia melenguh,

“Enak Nes, empotan nonok kamu hebat banget, aku udah mau ngecret, terus diempot Nes”, erangnya

sambil terus mengenjot nonokku. Akhirnya bentengnya jebol juga. Pejunya ngecret didalam nonokku, banyak banget kerasa nyemburnya

“Nes, aakh, aku ngecret Nes, nikmatnya nonok kamu”, erangnya. Dia menelungkup diatas badanku, bibirku diciumnya.

“Trima kasih ya Nes, kamu bikin aku nikmat banget”. Setelah kontolnya mengecil, dicabutnya dari nonokku dan dia berbaring disebelahku. Aku lemes banget walaupun nikmat sekali. Tanpa terasa aku tertidur disebelahnya.

Aku terbangun karena merasa ada jilatan di nonokku, ternyata om Andi yang masih pengen ngentotin aku lagi. kulihat kontolnya sudah ngaceng lagi. nonokku dijilatinya dengan penuh napsu. Pahaku diangkatnya keatas supaya nonokku makin terbuka.

“Om , nikmat banget mas jilatannya”, erangku.

Ngantukku sudah hilang karena rasa nikmat itu. Aku meremas2 toketku sendiri untuk menambah nikmatnya jilatan di nonokku. Pentilku kuplintir2 juga. Kemudian itilku diisep2nya sambil sesekali menjilati nonokku, menyebabkan nonokku sudah banjir lagi.

Aku menggelepar2 ketika i tilku diemutnya. Cukup lama itilku diemutnya sampai akhirnya kakiku dikangkangkan.

“Om, masukin dong om , Ines udah pengen dientot”, rengekku.

Dia langsung menindih tubuhku, kontolnya diarahkan ke nonokku. Begitu kepala kontolnya menerobos masuk,

“Yang dalem om , masukin aja semuanya sekaligus, ayo dong om “, rengekku karena napsuku yang sudah muncak.

Dia langsung mengenjotkan kontolnya dengan keras sehingga sebentar saja kontolnya sudah nancap semuanya dinonokku. Kakiku segera melingkari pinggangnya sehingga kontolnya terasa masuk lebih dalem lagi.

“Ayo om , dienjot dong”, rengekku lagi.

Dia mulai mengenjot nonokku dengan cepat dan keras, uuh nikmat banget rasanya. enjotannya makin cepat dan keras, ini membuat aku menggeliat2 saking nikmatnya,

“Om , enak om , terus om , Ines udah mau nyampe rasanya”, erangku. Dia tidak menjawab malah mempercepat lagi enjotan kontolnya. Toketku diremas2nya, sampe akhirnya aku mengejang lagi,

“om enak, Ines nyampe om , aah”, erangku lemes.

Kakiku yang tadinya melingkari pinggangnya aku turunkan ke ranjang. Dia tidak memperdulikan keadaanku, kontolnya terus saja dienjotkan keluar masuk dengan cepat, napasnya sudah mendengus2. nonokku kudenyut2kan meremas kontolnya. Dia meringis keenakan.

“Nes, terus diempot Nes, nikmat banget rasanya. Terus empotannya biar om bisa ngecret Nes”, pintanya.

Sementara itu enjotan kon tolnya masih terus gencar merojok nonokku. Toketku kembali diremas2nya, pentilnya diplintir2nya.

“Om , Ines kepengin ngerasain lagi disemprot peju om “, kataku.

Terus saja kontolnya dienjotkan keluar masuk nonokku dengan cepat dan keras, sampai akhirnya,

“Nes, aku mau ngecret Nes, aah”, erangnya dan terasa semburan pejunya mengisi bagian terdalam nonokku. Nikmat banget rasanya disemprot peju anget. Dia ambruk dan memelukku erat2,

“Nes, nikmat banget deh ngen tot ama kamu”, katanya.

Setelah beristirahat sebentar, aku segera membersihkan diri dan berpakaian. Kami kembali ke Jakarta. Diperjalanan pulang aku hanya terkapar saja dikursi mobil. Lemes banget abis dien tot 2 cowok berkali2.

“Om, jangan lupa orbitin Ines ya”, kataku.

“Jangan kawatir, selama om masih bisa ngerasain empotan nonok kamu, pasti kamu melejit keatas deh. Bener gak Jok”, jawabnya.

Dasar EVA



Aku sudah terbiasa keluar masuk di tempat kost itu baik itu bersama Nina atau sendirian.
Kadang aku juga nginep kalau kemalaman. Kost ini memang nggak ada yang ngawasi,
pemiliknya hanya datang sebulan sekali ambil duit.
Suatu hari aku datang ke kost Nina, sialnya pas saat itu Nina sudah keburu
pergi ke Bromo bersama teman kuliahnya. Dalam hatiku aku mengumpati si Nina
yang nggak lagi pamit kek atau ngasih tahu seperti biasanya. Mentang-mentang
dia ada yang naksir lagi trus aku mulai nggak dianggap lagi.
Sore itu iseng-iseng aku nyalakan komputer di kamar Nina, ntar biar aku masukin
virus makro-nya MS-Word lagi biar ilang semua ketikan dia. Tapi aku capital
DOOM dulu biar medongkolku agak berkurang. Belum lima belas menit aku capital
tiba-tiba pintu kamar yang nggak aku kunci terbuka. Eva dengan celana pantai
dan kaos dagadunya sudah menerombol masuk ke kamar Nina. Waduh aku kena jadi
sembur monster Doom deh.
"Hai mas,… sedang apa ?" si Eva teman sekost nya Nina datang, wah si Eva nih
pasti minta tolong ngetik lagi.
"Minta tolong bell mas,…" pintanya sambil berganyut di daun pintu. Aku pura-pura
nggak mau
"Aduh,.. aku bener-bener capek sekarang Va,… kalau kamu sendiri mau pake
komputer ini pake aja" Eva memonyongkan bibirnya, aku tahu dia nggak lancar
ngetik maklum nggak sering accomplish komputer.
"Tolonglah mas,… aku nggak bisa ngetik lancar nih apalagi ini banyak rumusnya,
bisa-bisa dua lembar selesai dua hari ". Memang sih kalo MSWord pake rumus
mesti klak-klik terusan ngerjakannya.

"Kamu bawa ke rental saja deh, ntar disana ada kok yang mau ketikin".
"Penuh,… besok sudah harus dikumpulin" jawabnya singkat.
"Duh mahasiswa, kebiasaan pake acara dadakan tuh,… Oke aku ketik tapi nanti
kamu harus pijitin aku. Bagaimana ?" aku mengajukan penawaran.
"Nanti kalo ketahuan Nina ?" Eva memandang langit-langit dan aku memandangi
pahanya.
"Enggak,… kan Nina lagi ke Bromo"
Singkatnya penawaranku diterima dan aku langsung ketik naskah punya Eva. Baru
dua paragraf aku ketik, aku jadi teringat kalau aku juga pernah ketik naskah
semacam ini untuk Nina. So jadi tinggal Copy dan Paste lalu Edit sedikit dan
selesai.
"Di book sekalian nggak nih Va ?" tanyaku pada Eva yang malah asik bolak-balik
majalah punya Nina.
"Lho kok cepet sekali, nggak ada yang salah ketik apa ?" ia bangkit dan
mendekat ke arah adviser memeriksa naskah itu. Eva agak membungkuk membaca
hasil ketikanku di monitor. Eh ada kesempatan baik, leher kaosnya jadi turun
dan aku bisa melirik tetek milik Eva. Luar biasa, sekilas saja aku bisa
pastikan tetek milik Eva masih kencang.
"Eh nakal ya,…" aduh ketahuan deh. Eva segera bangkit dan menutup leher
kaosnya. Aku nyengir-nyengir saja. Tapi dia nggak serius tuh marahnya, Eva
malah senyum-senyum malu sambil memaksakan diri melotot.
"Ntar aku bilangin Nina lho, mas suka ngintip" ancamnya lagi.
"Ah bukannya kamu yang suka ngintip kalo aku pas tidur sama Nina", aku balikan
kata sambil menyalakan printer. Memang Eva pernah ketahuan ngintip pas aku
sedang minta jatah biologis sama Nina.
"Nih " empat lembar naskah itu sudah tercetak dan aku serahkan sama Eva.
"Trims ya mas,…. Jadi nggak pijit nya ?"
"Oh ya jadi dong,…"
Aku tiduran di ranjang dan Eva memijiti punggungku. Pintu aku tutup tapi nggak
aku kunci. Aku melepaskan baju yang aku pakai, aku bilang takut kusut. Pijatan
Eva terasa enak sekali malah seperti sudah prof. Dari leher sampai pinggang
diurut dengan seksama.
"Va,… kamu cerita sama Budi (pacarnya Eva) nggak ?" tanyaku membuka kebisuan.
"Cerita apa ?"
"Tentang yang kamu intip itu"
"Ah ya enggak bell "
"Bener ?"
"Iya,..!!!"
Dua puluh menit aku dipijitin sama si Eva lalu dia mengeluh capek. Aku
menawarakan diri untuk gantian pijit.
"Ah enggak ah, geli,…".
"Tapi enak lho Va percaya deh" mulanya dia nolak tapi akhirnya mau juga. Aku
bangkit sambil aku geser dia untuk naik ke ranjang. Aku pijit mulai dari
lehernya lalu turun ke punggung dan pinggang. Aku perhatikan paha bagian
belakang Eva mulusnya bukan main, putih lagi.
"Va kamu pernah nggak capital sama Budi ?" aku beranikan diri untuk masuk ke
dalam topik yang rada ngeres.
"Main apaan ?"
"Main kayak aku sama Nina"
"Ehm,… mulai aneh-aneh ya,…"
"Cuma nanya kok "
"Kalo pernah kenapa dan kalo belum pernah juga kenapa ?"
"Yah nggak apa-apa, cuma pingin tahu aja, kamu tahu aku sama Nina, aku juga
kepingin tahu kamu dengan Budi"
"Nggak ah,… nggak aku jawab"
"Ah berarti pernah nih"
"Lho kok bisa ambil kesimpulan?"
"Iya biasanya kalo belum pernah pasti jawabnya tegas belum"
"Terus, kalo aku sudah pernah capital sex begitu sama Budi kenapa juga"
"Yah,… barangkali,…." Aku sengaja nggak nerusin kata-kataku.
"Barangkali apa ?!"
"barangkali aku boleh coba"
"Ah nggak mau,…."
"Kenapa,…"
"Aku takut, punya mas besar sekali"
"Justru yang besar itu yang enak tahu "
"Ah masak ?" Eva memutar badannya dari yang tadinya telungkup jadi telentang.
Aku nggak buang waktu lagi, aku segera menindihnya. Eva gelagepan ketika aku
serang teteknya yang membuat aku penasaran dari tadi. Aku ciumi lehernya sampai
dia terengah-engah kehabisan nafas. Ketika aku dapatkan bibirnya tanganku mulai
melepasi kaos dan celana pantai sekalian cd-nya. Aku tangkap gundukan daging di
selangkangannya dan dengan jari tengahku aku gosok lipatan dagingnya yang sudah
becek dengan lendir. Eva jadi Ahhh uhhhh sambil menggelinjang ke kanan dan ke
kiri.
Tiba tiba Eva jadi buas, ia mendorong tubuhku dan duduk diatas perutku
membelakangi aku. Dengan terburu-buru ia melepaskan ikat pinggang celana yang
aku pakai. Aku ngeri takut kalau resleting celanaku makan korban. Dan sebentar
saja Eva sukses menurunkan celana yang aku pakai sebatas lutut. Dan bongkahan
daging yang sedari tadi sudah membengkak diselangkanganku menyembul keluar. Eva
meremasnya kuat-kuat sebelum ia memundukkan pantatnya ke arah mukaku dan "slup"
bongkahan dagingku itu sudah masuk dalam mulutnya. Nggak nyangka, Eva yang
selama ini aku kira diem eh ternyata,…. Boleh juga permainannya.
Aku juga nggak tinggal diam, memiaw Eva yang hampir tanpa bulu itu sudah
terpampang didepan mukaku dan aku hisap serta jilati sepuasnya. Lidahku aku
julurkan mencoba menerobos ke dalam lobang memiaw Eva. Sejenak ia melepaskan
kulumannya dan menengadah sambil merancu "Ehhh lagi mas ehhh terus terus yah
yang itu ehhhh" ….
Aku nggak tahan lagi didiemin barangku. Segera aku dorong pantat Eva sehingga
ia telungkup lagi dan aku arahkan rudal scottku ke balik pahanya.
"Agak diangkat dikit bell Va" pintaku supaya Eva agak nungging. Ia menuruti
sambil membuka selangkangannya lebih lebar. Dan aku mulai membenamkan rudalku
dalam memiawnya. Ia meringis dan katanya punyaku lebih besar dari pada milik si
Budi. Tapi ketika aku mulai membenamkan lebih dalam lagi Eva melotot dan
mengaduh kesakitan. Mungkin karena ia baru pertama kali ini mendapatkan the
absolute penis macam punya aku. Aku diamkan sebentar sambil menenangkan Eva.
Kalau gara-gara ini akhirnya di abolish wah rugi bell aku.
Aku mulai pelan pelan menarik dan membenamkannya lagi sampai Eva terbiasa.
Nggak seberapa absolutist kok, lima enam kali memiaw Eva sudah bisa adaptasi
dengan punyaku. Meskipun begitu lobang memiaw Eva masih terasa menggenggam
batang dagingku erat sekali. Jadi ingat rasanya seperti pertama aku memperawani
si Nina dulu. Nggak sampai sepuluh menit Eva sudah kejang melepaskan orgasmenya
yang pertama. Ah dasar pemula sih. Aku berhenti sejenak disaat aku sudah sampai
pada tujuh puluh lima persen hampir orgasme.
Aku bangkitkan lagi gairahnya dengan meremas kedua puting tetek Eva dari
belakang. Berhasil, Eva mulai menggoyangkan lagi pantatnya dan aku nggak buang
waktu lagi, aku segera mengayunkan ke depan dan kebelakang mengimbanginya. Eva
orgasme sampai empat kali sebelum yang kelimanya aku dan Eva orgasme
bareng-bareng. Aku hamburkan semua spermaku dalam memiaw Eva yang berdenyut
kuat dan aku tertidur.
Aku bangun sekitar pukul setengah sembilan dengan kemaluan masih menancap dalam
memiaw Eva. Aku bangunkan dia dan,… asiknya si Eva jadi minta lagi. Malam itu
aku ganti ganti appearance mulai dari frontal, berdiri, active appearance juga
dengan duduk diatas kursi. Aku bermalam di tempat kost itu kali ini bukan di
kamar Nina tapi di kamar Eva. Aku jadi nggak kesepian lagi meski Nina ke Bromo
sampai empat hari dan empat hari itu aku dan Eva menggunakan kesempatan
sebaik-baiknya.Eva pindah kost setelah dua minggu sejak itu. Tempat kost baru
Eva sejenis dengan tempat kost sebelumnya bebas keluar masuk. Aku dapat dua
jatah satu dengan Nina satu lagi dengan Eva. Terus terang aku lebih suka
capital dengan Nina yang lebih assistant daripada Eva. Beberapa hal yang aku
suka pada tubuh Eva adalah memiawnya yang nggak terlalu banyak bulu dan
teteknya yang begitu ranum, sedang yang aku suka pada Nina adalah teknik
capital sexnya yang luar biasa. Sorry nggak sempat aku ceritakan disini,
mungkin lain kali. Buat Budi aku minta maaf telah melanggar kebunmu, habis
menurut Eva kamu kurang bersungguh-sungguh dan selalu ketakutan dengan
kehamilan. Kan ada tekniknya supaya nggak hamil tanpa harus ketakutan.

Para Anak Muda maniak seks

Cerita ini berkisah tentang pengalamanku dengan seorang mahasiswi desain yang kebetulan menjadi tetangga kosanku. Oya Namaku adalah wawan, berumur 23 tahun, aku mempunyai tubuh yang atletis sehingga banyak cewe? yang ingin jadi pacarku, namun aku belum mau terikat sama pacar, aku masih mau bebas menikmati masa muda…statusku adalah mahasiswa disalah-satu PTN dikotaku. Hari ini adalah hari senin, jadwal kampusku padat sekali sehingga pagi-pagi aku sudah bangun dan bersiap kekampus, o-i-a aku tinggal in the kost…tempat kost ku dilantai 1 sementara dilantai dua adalah tempat kost cewe?.. selesai mandi aku langsung berpakaian kemudian ngopi sambil merokok. Ketika aku sedang nongkrong didepan kamarku turun seoarang laki-laki dari lantai dua, dia tidak menegurku dan langsung lewat didepanku begitu saja..dalam hatiku berkata ?sombong banget nih cowo?..?pasti habis ambil jatah ama tia?… Yang lewat tadi adalah pacarnya tia, cewe? yang ngekost diatas..tia memang cantik..tinggi, putih dan bodynya padat..pagi itu aku gue langsung konak ingat tia, sempat terlintas untuk ML dengannya. Sesampainya di kampus Erik langsung menghampiriku, erik adalah teman seperjuanganku, biasa dalam hal berburu kenikmatan sesaat, ?wan, gimana kalau ntar malam kita berburu lagi, udah lama nih nggak pernah diasah? erik berkata sambil tersenyum, ?akh aku lagi ada proyek rik, nanti aja klu sdh selesai, baru kita berburu lagi, tempatnya terserah kamu deh? balasku sambil berlalu.. Sebenarnya aku masih kepikiran sama Tia…maka akupun menyusun rencana untuk ntar malam.

Untuk diketahui sebenarnya keinginan untuk ML itu nggak muncul begitu saja, ini karena kejadian beberapa malam yang lalu, saat itu suasana tempat kost lagi sunyi, akupun iseng naik ke lantai dua untuk minjam buku, sesampainya di depan kamar tia, terdengar eluhan-eluhan nikmat…nalurikupun segera menuntun untuk melihat yang terjadi di dalam, kebetulan sedikit ada celah di balik kaca nako jendelanya..wah ternyata si Tia lagi dientot ama pacarnya? sehingga niatku untuk meminjam buku tidak jadi. Malam harinya aku pun menyusun rencana…… Malam itu kira-kira pukul 9 malam suasana di kostku lagi sepi, orang disamping kamarku lagi keluar cari tugas diwarnet. Aku pun berfikir inilah saatnya untuk bercinta sama tia..otakku sudah dditutupi oleh nafsu birahi yang tinggi.. Akupun naik keatas kekamar tia, kebetulan kamarnya terbuka, kulihat tia sedang mengerjakan tugas, dia terlihat seksi menggunakan sarung bali dan tanktop. ?Hi..lagi ngapain nih?? tanyaku.. ?biasa kerja tugas, kenapa wan lu mau minjam buku lagi..? ?nggak..gue cuman bete dibawah kaga ada orang makanya gue naik..nggak mengganggu kan?? ?nggak kok, kebetulan nih gue lagi bikin tugas di corel, lu bantuin gue ya, lu kan jago corel..? ?beres bos..?jawabku ?mana yang lainnya kok sepi banget? ?yeny ada tuh dikamarnya sama cowo?nya,, kayanya lagi asyik..? jawab tia sambil tersenyum ?eh gimana bikin lay out iklan yang baguswan, lu ajarin gue donk? Akupun mengambil alih komputer sehingga tia kini duduk dibelakangku.. ?Wan lu bikinin yang meriah iklannya ya. Kalo bisa ini warnanya lu rubah biar kontras? sambil tia menujuk pada monitor sehingga toketnya menempel di punggungku.. ?beres bos..? konsentrasi kupun hilang..yang ada hanya nafsu sementara senjataku sudah mulai tegang…akupun mulai merencanakan sesuatu.. ?tia tutup donk pintunya dingin banget nih ntar gue sakit tipes lagi gara-gara batuin lu.? ?Ga usah deh wan..ga enak masa kita berdua dalam kamar..lu kan bukan pacar gue..? ?makanya lu jangan berfikiran kotor terus donk, masa lu ngga percaya ama gue, emangnya lu mau gue apain???? ?oke deh, tapi lu jangan macem-macem ya, just kerjain tugas gue tuh..? Tia pun menutup pintu kamarnya, kemudian duduk kembali disampingku. Nyali ku agak ciut karena ternyata tia bukan cewe? gampangan baru disuruh tutup pintu aja susah banget gimana kalo gue suruh buka baju bisa teriak nanti. Aku pun berencana mengurungkan niat ku karena takut kalo nanti tia teriak.. Kukerjakan tugasnya sementara sesekali tia menunjuk monitar jika ada yang salah dan toketnya menempel dipunggungku.. Waktu sudah pukul 10 malam nampaknya tia sudah mulai ngantuk di pun menyandarkan kepalanya dibahuku.. ?pinjam bahu lu ya..leher gue pegel nih.. wan matiin lagunya udah malem nih..? akupun mematikan winamp dikomputer.. suasana dikamar kini sangat hening namun tiba-tiba terdengar suara rintihan nikmat dari kamar sebelah, dan kami pun saling berpandangan.. ?diapain tuh yeni ama pacarnya?? tanyaku pura-pura bego ?biasa…lu kaya kaga? tau aja wan? Akupun mulai konak sementara tia kambali bersandar dibahuku.. Suara rintihan yeni semakin lama semakin terlihat nikmat dan tanpa kusadari nafas tia kini mulai tidak teratur..wah lagi konak nih cewe? ini kesmpatan gue pikirku dalam hati..akupun bersiap-siap menunggu waktu yang tepat..kuperhatikan tia duduknya mulai gelisah..aku pun berbalik dan memegang tangannya dan langsung melumat bibirnya…tia tampak terkejut dan mendorongku namun langsung kudekap erat-erat tubuhnya sehingga dia tidak bisa bergerak.. ?lu apa-apaan sih, dia pun mendorong tubuhku dengan kuat sehingga pelukan ku pun terlepas…? ?sory tia…gue kelepasan…abiz gue konak dengar suara yeny dari sebelah…? ?sory banget yaach? aku pun memohon sama tia Tia pun pun hanya diam menatapku dan kemudian mengangguk.. Oh..syukurlah tia mau maafin gue..gue takut dia melapor di ibu kost bisa diusir gue.. ?lu tidur aja biar tugas lu gue yang selesaikan, gue janji ga bakal ngapa-ngapain lu..? Tia masih terdiam nampaknya dia bingung harus ngapain… Akupun kembali mengerjakan tugasnya tia yang tinggal sedikit.. 10 menit kemudian tugasnya tia udah selesai.. ?tugas lu udah selesai..gue turun ya..sory tadi gue khilaf banget..? Aku pun berdiri dan keluar dari kamar..tiba-tiba tia memanggilku.. ?wan thanks ya..sory tadi gue gu dorong lu terlalu keras..? ?ga papa..gue cabut dulu ya..? Aku pun kembali kekamar ku menahan konak..kemudian karena terlalu konak akupun onani dikamar dibantu koleksi film bokep ku dikomputer..setelah onani tiba-tiba hpku berbunyi tanda ada sms..teryata dari tia..akupun langsung baca isi sms itu. ?wan lu kekamar donk sekarang, ada yang mau gue kasih? Wow pucuk dicinta ulam pun tiba pikirku dalam hati..ternyata tia juga konak nih..pasti dia mau ngajak gue ML. Akupun langsung naik kekamar tia ditangga aku berpapasan sama yeny dengan pacarnya. Kayanya pacarnya udah mau pulang, sampai didepan kamar tia kuketuk pintunya. ?masuk aja ga dikunci kok jawab tia dari dalam…? Aku pun masuk kedalam dan kulihat tia sedang barbaring dikasurnya sementara sarung balinya agak terangkat sehingga pahanya yang putih terlihat…kututup pintu dan langsung ku cium bibirnya tia..dan tia mendorongku.. ?eit sabar dulu donk..lu udah konak banget ya…sebenarnya tadi gue juga konak tapi gara-gara lu tiba tiba brutal gue jadi takut tau..? ?tapi lu janji jangan bilang siapa-siapa yah apalagi ama pacar gue? ?beres sayang? dan langsung kulumat bibirnya..tia pun membalas dengan memainkan lidahnya,,sesekali dia menghisap lidahku..kini tangan ku mulai memainkan toketnya, dan mulai menciumi lehernya ?sshhh..uhfff..terus wan..enak banget wan..? Kumasukkan tangan ku kedalam tank tonktopnya dan ternyata dia sudah tidak pake bh..kuremas-remas kedua bukit kembarnya..tia nampak sangat menikmatinya..tangannya mengelus-elus kepalaku dan mulutnya mengeluarkan desahan desahan kenikmatan…. Kini kulepaskan tanktop serta sarung balinya dan kini tia telah bugil karena dia juga sudah tidak mngenakan cd.. Tia pun juga melepaskan baju dan celana pendek serta cd ku… ?wow gede banget punya lu wan ga muat nih masuk memek gue? tia pun mengelus-ngelus kontholku. ?lebih gede mana konthol gue atau konthol pacar mu tia? tanyaku ?konthol lu jauh lebih gede, tapi gue takut ntar memek gue jadi longgar, pokoknya ini yang pertama dan terakhir wan ya, soalnya gue kasian tadi liat lu udah konak banget, pasti bawaannya ga enak kan? sementara tangannya tia masih mengelus-elus konthol ku, ?bisa longgar memek gue nih kalo tiap hari dimasukin rudal kaya gini? ?oke deh gue ga bakal minta lagi tapi kalo ntar lu pengen lagi sms aja..? Tia pun tersenyum dan langsung melumat bibir ku….aku pun membalas dengan hangat dan kumainkan klitorisnya dengan jari-jariku… Shhh…uhffff.. Kini kujilat puting susunya yang berwarna pink.. Shhh…oh..ouchhh enak banget wan terus wan gue ga tahan nih… Kini kepalaku turun kearah perutnya dan tangannya tia mendorong kepalaku supaya lebih turun ke bawah. Kuturunkan kepalaku arah vaginannya, jembut nya gondrong..kayanya ngga pernah dicukur namun vaginya sangat harum sehingga birahi ku tambah meningkat dan kumudian ku mainkan klitorisnya dengan lidahku… ?Ouh…uhff…..enak banget wan lidah lu enak banget..terusin wan puasin aku malam ini? suara tia mulai meracau… Aku pun menegurnya ?jangan terlalu ribut ntar kedengeran ama anak2 disebelah…? ?ga ada orang kok cuman yeny yang ada, yang lainnya lagi pada pulang kampung, biarin aja yeny dengar siapa suruh tadi juga ribut..? ?lanjutin lagi wan lidah lu enak banget..? Aku pun melanjutan memainkan klitorisnya tia dan jariku memainkan bibir vaginanya.. ?uhfff..enak banget nih wan gue ngga tahan ….? Akupun semakin liar memainkan lidah ku kadang kumasukkan kedalam lubag vaginanya….tia pun kadang menjambak rambut ku menahan nikmat.. ?wan gue ga tahan nih gue meu keluar….terus wan ouhhh…..gue sampe wan….uhffffff? ?cairan kenikmatan keluar dari lubang vaginanya dan aku pu terus menjilatnya sampai bersih…? Gila kamu wan ternyata lu hebat banget…bisa ketagihan gue… Akun pun maju kedepan sehingga konthol ku kini berada didepan bibirnya.. ?ogah ah wan..gue ga mau isep konthol lu..konthol pacar gue aja ga pernah gue isep…gue jijik? Namun aku tidak memperdulikkannya karena birahiku sudah memuncak..kutarik kepalanya sehingga konthol ku kini menempel dibibirnya..kupaksa masuk sehingga mulutnya tia kini mulai terbuka. Kudorong pelan pelan dan nampaknya kini tia mulai menikmatinya dia membuka mulutnya sehingga kotolku masuk setengah.. Tia pun mengulumnya. mulutnya memompa konthol ku… ?Ouhhh nikmat banget tia,…terusin isep yang kuat konthol gue….? tia pun melepaskan kontholku dan menuruhku berbaring… ?lu baring aja wan biar gue isep, ternyata konthollu enak banget? Kini tia asik mengulum kontholku dengan ganasnya dan tangannya memainkan biji pelirku.. ?ouhh..tia enak banget sayang….terus…kocok terus konthol gue pake mulut lu…? Lagi asik tia mengulum kontholku tiba-tiba pintu kamar dibuka… Kamipun terkejut..ternyata yeny… Gue boleh ikutan ngga? gua konak banget nih denger suara lu tia…pacar gue udah pulang tapi gue ngga puas abis dia cepet banget keluar… ?gabung aja, wawan juga kayanya kuat kok muasin kita berdua..kunci pintunya ntar ada yang ganggu? tia langsung menyuruh masuk yeny.. Yeny pun langsung masuk dan melepas dasternya dan langsug bugil karena tidak pake cd dan bh… Wow tubuh yenny ngga kalah baguss ama tia, putih, bersih n toketnya gede banget mungkin terlalu sering digunakan sama pacarnya kali. Tia pun melanjutkan mengulum kontholku dan yeny langsung melumat bibirku.. Gila niatnya mau mempekosa kok malah gue yang diperkosa, ama dua cewe cantik lagi.. Yeny turun ke dadaku dan menjilati puting ku.. Ouh..nikmat banget..lu berdua emang jagooo. Terus sayang i love it….kini yeny turun keselangkangan ku dan bergantian mengulum kontholku sama tia.. Sungguh sahabat yang serasi saling berbagi konthol…… Kini tia menghadapkan memeknya ke mulutku.. ?sekarang lu makan nih memek gue….? Tia pun mendorong memeknya kemulutku dan aku pun langsung menjulurkan lidahku… Tia pun terus memompa semetara yeny teru asyik mengulum kontholku…. Kira-kira sepuluh menit kami saling ber-oral seks… Aku pun membaringkan tia di kasur semantara yeny duduk sambil memainkan jari di memeknya… ?wan jangan lu tumpain didalem ya..gue lagi masa subur nih..? ?Tenang aja sayang? Aku pun memainkan kontholku di bibir vaginanya…. ?shhhh..ouhhh masukin wan gue ga tahan nih……? Akupun memasukkan kontholku pelan-pelan…agak susah karena kontholku lumayan besar (18cm) walaupun vaginanya tia sudah sangat becek… ?dorong yang dalem wan konthollu enak banget terus wan…? Bles…. kontholku masuk semua kedalam memeknya tia… Aku pun mulai memompa kontholku… ?ouh..hhshhhh…uhfff..terus wan entot teru memek gue….? ?enak kan konthol gue…mana lebih enak konthol gue atau kontholnya pacar lu? ?konthol lu lebih enak sayang…gede banget…terus sayang entot terus, tusuk yang dalem memek gue…? Sementara yeny kini mulai menjilati puting susunya tia sambil meremas remasnya.. Tia mulai bergerak tidak teraturr menahan nikmat…sementara tangangku asyik bermain fucking finger di memek nya yeny… ?Terus sayang aku mau keluar nihh….entot terus memek gue terusssssssss…ouhhhh…gue sampe wan..? konthol ku serasa dijepit dan kemudian terasa hangat karena cairan kenikmatannnya tia.. akupun terus memompa memeknya tia yang sudah sangat becek… Clep..clep…clep..terdengar bunyi dari memeknya tia yang terus ku pompa..sementara yeny kini mengelus-elus dadaku yang penuh keringat… ?Tia memek lu enek banget gue entot lagi ya…konthol gue rasanya ga mau lepas? ?entot terus memek gue wan…gue seneng banget …terus wan…..konthol lu perkasa wan…? Tia pun mengoyangkan pingulnya mengikuti irama kontholku ku..tampaknya birahinya telah bangkit kembali…. Kuketekuk kakinya kedepan sehingga kontholku lebih leluasa menerobos memeknya tia…. ?oh nikmat banget wan konthollu masuk dalam banget…terus wan…entot yang kuat memek gue…nikmatin sepuasmu sayang…ouhhhh…uhfff…? Kulihat yeny sedang asyik meainkan klitorisnya sendiri.nampaknya dia sudah sangat konak… ?wan gue mau keluar lagi nihh….terus sayang…yang kenceng……. konthollu enak wan…? Akupun mempercepat goyangan ku dan sekali lagi tubuh tia kembali mengejang dan menumpahkan cairan kenikmatan…kucabut kontholku…dan kulihat memeknya tia nampak merah dan carairan kenikmatannya keluar mebasahi kasur… ?gue cape banget wan…ternyata lu hebat muasin wanita…..? aku pun melumat bibirnya dengan nafsu…tiba tiba kontholku serasa hangat dan kulihat ternyata yeny telah asyik mengulum kontholku…. ?wan lu kok kuat banget sihhh..mulai tadi belum keluar..memek gue aja udah tiga kali..? aku pun hanya tersenyum.. aku pun duduk dan menyuruh yeny terus mengulum kontholku… ?terus yen..kuluman lu enak banget…isep yang kuat kontholku….? Yeny pun dengan ganas mengulum kontholku… ?wan entot gue sekarang ya…gue ga tahan nihhh…konthol lu gede banget…memek gue udah gatel nih pengen rasain konthol mu…? Aku pun menyuruhnya menungging ala dogy style..kudorong pelan-pelan kontholku sampai amblas kedalam… ?ouh…nikmat banget kontholmu wan….terus wan goyang….? Ku pompa terus memek nya yeny.. ?wan enak banget…shhhh..uhff….entot terus wan,….entot yeny terus wan…yeny suka dientot ama kamu…? Yeny mulai meracau tidak karuan sementara tia memelukku dari belakang dan dan menggesek-gesekkan jembutnya di pantatku sambil menciumi leherku… Tia terus berbisik kepadaku ?aku sayang kamu wan maukan kamu puasin aku terus..? Aku hanya diam karena sedang berkonsentrasi mengentot memeknya yeny… ?wan gue mau keluar nih…terus wan….entot terus….ouh….? Cret..cret..cret..terasa kontholku disiram oleh cairan cintanya yeny….aku pun terus memompanya karena aku belum apa-apa… Yeny nampak menahan rasa sakit dan nikmat…kutarik rambutnya sehingga wajahnya menghadap kebalakang melihatku…. ?enak yen kontholku….?? ?enak banget wan…entot terus memek gue….terus wan…? Kini yeny memutar-mutar pingulnya sehingga kontholku serasa terpilin-pilin ?terus yen..gue mau keluat nih…enak banget…? ?iya wan gue juga mau keluar lagi….entot yang kenceng memek gue wan….? ?gue tumpai dimana ni yen…? ?tumpain didalam aja wan…memek gue pengen ngerasin sperma mu…? aku pun menggenjot dengan cepat memeknya yeny dan tia sedang asyik mencupang leherku… ?gue keluar nih wan…ouh…aahhhh? ?gue jua yen…..ouhhhhhhhhhh….? Cret…cret….cret…aku pun menumpahkan spermaku didalam memeknya yeny sambil kupompa pelan-pelan.. Sperma ku sebagian keluar lewat bibir vaginanya… ?enak banget di entot sama elu wan…uhfff…cape? banget gue..? Aku pun mencabut kontholku, karena tadi aku udah onani jadi kontholku langsung lemes..yeny langsung menjilati sisa2 sperma dikontholku sampai bersih… Setelah itu dia pamitan ?gue udah dulu ya cape? banget nih soalnya tadi udah juga ama pacar gue..lu lanjutin aja berdua…kasian tuh sih tia, dia kayanya masih konak tuh..bye..? Yeny pun keluar kamar…dan kini tinggal saya sama tia.. ?tia sebenernya gue udah lama banget pengen ML ama elu tapi gue takut ngajak soalnya lu udah punya pacar? ?wan konthol lu enak banget..jauh lebih enak dari kontholnya pacar gue jadi kapanpun lu minta memek gue, bakal gua kasih..hati gue memang milik pacar gue , tapi memek gue boleh lu milikin selama ada kesempatan..? Akupun sangat seneng mendengarnya..wah bisa ngentot kapan aja nih..tinggal naik keatas..pikirku dalam hati… ?wan entot gue sakali lagi dong gue masih pengen nih…lu masih kuat kan..tapi konthol lu kok udah lemes sih…? ?gue tadi abis onani abis gue udah konak banget..tapi kalo lu masih mau, lu kasi bangun nih ade gue..? Tia pun tersenyum manis dan denga lahap mengulum kontholku yang masih lemas..dia memasukkan semua kontholku sampai kemulutnya dan menghisapnya..kurasakan lidahnya bermain diujung kontholku.. ?ohhh nikmat banget tia…terus ade gue mulai bangun nih….? konthol ku pun mulai tegang kembali, tia mengulumnya dengan lembut seperti sedang menikmati lolypop… ?cepet juga nih berdiri kontholmu wan..? ?isep terus ya..isepan lu enak banget…? Tia pun meghisap kontholku sambil lidahnya menggelitik ujung kontholku… Hampir sepuluh menit dia menhisap kontholku… ?masukkin ya sayang gue udah ga tahan nih liat konthol lu..? Tia pun jongkok diatas konthol ku dan mengarahkan konthol ku kevaginanya.. Pelan-pelan tapi pasti dia menurunkun pantatnya..kulihat rona mukanya yang memerah menahan sakit campur nikmat yang diberikan oleh konthol ku… ?ouh…konthol lu kok bisa gede banget sih wan..kayanya sampe ke rahim gue nih..? Tia pun mulai menggoyang pinggulnya seperti inul sedang goyang ngebor…. ?ouhh tia…enak banget sayang…terus sayang………? konthol ku serasa di pijat dari segala arah sementara tangan ku meremas toketnya dengan kuat menahan rasa nikmat… ?oh sayang..kontholmu enak banget …remas yang kuat tete gue sayang…ouhh..uhff….? Aku pun meremas toketnya dengan kuat dan menggoyang pnggulku… Nikmat sayang gue mau keluarnih….terus… Dia pun meremas tanganku yang berda ditoketnya..sepertinya dia sedang menahan sesuatu yang sangat nikmat dan kepalanya mengadah keatas.. ?ouhhhh….gue keluar lagi sayang nikmat banget…..uhffff….? Cairan cintanya pun mengalir dibantang kontholku dan membasahi jembut ku Dia pun menunduk mencium bibir ku sementara kontholku masih berada divaginanya… ?thanks sayang lu udah muasin gue…gue cape banget nih….? Aku pun tidak memperdulikannya kubaringkan dia dan ku pompa kembali memeknya.. ?ouhhh sakit sayang……terus…sayang…. .uhfff….? Aku pun memompa semakin liar… ?memek lu enak banget tia ….terus tia …goyang terus pinggul lu…gue mau keluar nih? Tia pun menggoyang pinggulnya… ?sayang jangan dikeluarin didalam ya….? Aku pun mencabut konthol ku kemudian berdiri dan menyuruh tia mengocoknya.. Tiapun jongkok mengocok konthol ku ?ayo sayang keluarin spermamu….gue pengen rasain spermamu…? Tia terus mengocok dengan semangat sambil menjilat ujung kontholku… ?hisap sayang pake mulutmu gue mau keluar nihhh..? Tia pun langsung memasukkan kontholku kemulutnya dan menghisapnya semantara tanganya memainkan bijinya.. Ku entot terus mulutnya tia, terasa sangat hangat kontholku didalam mulutnya tia.. ?hisap tia gue keluar nih….ouhhhh achhh……..? Creeet…creett…crettt…spe rma ku tumapah semua dimulutnya….tia langsung menelannya dan menjilati sperma yang masih tersisa di kontholku…diapun menjilat sperma yang disekitar bibirnya…. ?sperma lu enak banget..rasanya asin…tapi nikmat wan..? kontholku pun langsung lemas karena sudah keluar tiga kali dalam waktu beberapa jam.. ?Gue cape banget nih tia….? tia pun berbisik…?wan gue konak lagi sekarang gara gara isep konthol lu..? Gila nih cewe nafsunya tinggi banget sementara tenaga ku sudah habis terkuras… ?wan lu jilatain memek gue ya ampe keluar…? Dia pun berbaring dan mengangkang…aku pun mulai menjilati memeknya yang sudah sangat becek….terasa asin namun nikmat…. ?wan lu balikin badan lu donk biar gue isep konthol lu…soalnya gue tambah konak kalo isep konthol lu? Aku pun berbalik, kini kami bergaya 69 menyamping….kepalu ku dijepit oleh pahanya tia dan lidah terus memainkan lubang vaginanya dan kadang kutusuk masuk kevaginanya. Semantara jari ku kutusuk masuk kedalam lubang anusnya… ?enak wan tangan lu…kocokkin anus gue wan…terus wan…? Kini pinggul tia mulai bergoyang menekan mulutku…semantara kontholku terus dihisap dengan kuat sehingga kini kontholku telah berdiri kembali… ?terus sayang hisap yang kuat lubang vaginaku….ohhh aku mau keluar sayang…ouhhhhh…achhh…? Cret..crett…terasa cairan asin membasahi lidahku….aku pun menjilatnya sampai habis… ?udah sayang kan..kamu puas kan?? aku pun memeluknya ?puas banget sayang kontholmu enak banget, pengen rasanya isep kontholmu terus..sayang kontholmu masih berdiri tuh gara-gara ku isep tadi….? ?Biarin aja aku udah cape banget nih ntar lemes sendiri kok…? Kulihat jam telah pukul 2 pagi dan aku sangat ngantuk namun nampaknya tia tidak mau menyia-nyiakan konthol ku yang lagi ngaceng.. ?kamu tiduran aja ya,,biar kontholnya ku isep ampe keluar….kasian udah terlanjur berdiri nih..? Ternyata tia punya nafsu yang tinggi….dia pun mengulum kontholku dengan lahapnya sementara aku hanya berbaring menikmatinya… ?shhh…uhfff terus sayang..? Sekitar setengah jam dia mehisap akhirnya aku mau keluar…. ?isep sayang aku mau keluar nih…..? Dia pun mengulum kontholku dengan cepat dan cret..cret…sperma ku kembali keluar di mulutnya dan nampaknya hanya sedikit…dia pun asik menjilati nya sampi bersih dan badanku pun terasa lemas sekali… ?Gila kayanya gue yang diperkosa ama tia nih…dia kok kuat banget ya…?pikirku dalam hati.. Kulihat tia terus menjilat kontholku dan aku pun memejamkan mata karena mengantuk dan akhirnya tertidur….dan tia pun tertidur disamping kontholku.. Kira-kira pukul 10 aku terbangun..kulihat tia sedang menyiapakan makanan, rambutnya basah habis keramas…dia hanya memakai sarung bali yang dililitkan sampai didadanya.. ?udah bagun wan…mandi gih sana trus makan nih..pasti lu laper banget kan..? ?Oke deh sayang….?jawabku.. Kamar di kosku ada kamar mandinya didalam jadi ga perlu repot-repot keluar kamar..akupun mandi dan tidak menutup pintu..kulihat tia memandangku terus penuh nafsu… ?pacar lu ga datang hari ini tia..??tanyaku ?katanya mau datang ntar siang jam 2..? balas tia ?wah…gue harus balik nih kekamar gue..? ?ntar lagi aja ..baru jam 10..lu makan aja dulu..? Tia terus memandangiku dan kini tangannya meremas toketnya sendiri..akupun memanggilnya.. Tia pun langsung masuk ke kamar mandi dan melepaskan sarung balinya.. ?wan lu entot gue lagi sekarang ya…memek gue gatel nih liat konthol lu…? ?gila lu tia…ga ada cape? nya…? ?abis lu sih mandi kaga tutup pintu, ya konak deh gue liat konthol lu..? Dia pun jongkok mulai menghisap kontholku yang masih lemas… Tidak berapa lama kemudian konthol ku kembali berdiri tegak…. Kusuruh Tia nungging dan tangang nya berpegang ke bak mandi… Kumasukkan kontholku kedalam memeknya yang sudah basah..dan ku entot dengan brutal… ?achhhh sakit sayang…pelan-pelan dong ntar memek gue robek nih..? Aku tiadak peduli dan terus menggoyang pinggulku semakin ganas… ?sakit sayang…nikmatttt….terus… perkosa aku…entot terusss..? Aku memompa memeknya tia dan tanganku meremas-remas toketnya yang bergelantungan.. ?nikmat sayang terus….konthol mu panjang banget? Tia terus meracau dan Tidak lama kemudian kurasakan tubuh tia mengejang ?ouhhh gue keluar sayang…enak konthol mu sayang…? Aku pun mencabut konthol ku dari memeknya…. ?sini gue isep lagi ampe keluar wan..? ?Ngga ah gue mau entot lu aja ampe keluar..sekarang lu baring yah? ?dimana ? disini sayang…?? ? ya iyalah…suasana pasti tambah asyik…? Kemudian kubaringkan tia di lantai kamar mandi dan kubuka lebar lebar pahanya sehingga terlihat jelas vaginanya yang merekah… Ku tancapkan kontholku perlahan lahan dan beberapa saat kemudian kontholku sudah keluar masuk di memeknya… ?ouchhh nikmat sayang entot terus sayang,,siram rahimku dengan sperma mu… Terus sayang..? Nampaknya gejolak birahi tia sudah memuncak sehingga dia meracau tidak karuan..kepalanya menggeleng kekiri dan kekanan di lantai kamar mandi sehinga terlihat sangat seksi… Aku pun memompa semakin cepat… ?entot terus sayang,, tusuk terus memek ku..? ?aku mau keluar lagi…terus sayang….ouchhh..ahh… uhff..aku sampe sayang..? Cairan cinta pun keluar dari vaginanya tia sementara itu aku juga udah mau keluar… Kemudian kucabut kontholku dari memeknya dan kuarahkan kewajahnya… Crot…crott…crot…sperma ku keluar membasahi wajah tia…kumasukkan kontholku kedalam mulutnya dan dia langsung menjilat dengan lahapnya…. kubersihkan wajah nya dari spermaku menggunakan tangan ku dan dia langsung menjilat jari-jari ku yang penuh dengan sperma…… Aku pun kemudian menariknya untuk berdiri…dan kami pun mandi bersama-sama Setelah mandi kami langsung makan..kulihat sekarang telah pukul setengah dua.. ?gue turun dulu ya sayang..pacar lu udah mau datang kayanya tuh…? ?oke deh sayang, kalo lu mau entot gue lu sms aja truz bilang kalo mau pinjam buku..kalo gue bales lu langsung naik aja ya…? ?oke sayang aku pun mencium bibirnya sekali lagi dan turun meninggalkan tia…? Diluar aku ketemu yeny… ?gila nih..kayanya lembur ya…kirain lu udah turun ternyata masih didalem..? yeny pun berbisik…ntar kalo gue panggil lu entot gue lagi ya…gue ketagihan ama konthol lu yan gede… ?oke deh kapan pun lu panggil gue selalu siap..? Akupun kembali kekamarku…dan tidak berapa lama kemudian pacarnya tia datang dan langsung naik keatas… ?kasian pacarnya baru gue garap semalaman..? kata ku dalam hati Aku pun langsung beli telur ayam kampung untuk memulihkan stamina ku.. Ketika aku mau tidur tiba-tiba hp ku berdering dan ternyata yeny yang telpon… ?wan lu naik donk entot gue nih…gue konak nih abis tia lagi konthol ama pacarnya tuh..? ?oke deh sayang? Aku pun naik keatas dan kembali memuaskan yeny…. Begitulah kegiatan ku satiap hari jika sedang tidak ada kuliah… Aku kaya cowo panggilannya tia ama yeny.. dan kadang kami pun main langsung bertiga..

KUMPULAN FOTO NARUTO NGENTOT








































oooohhhh.... Dasar Pembantu Maniak Seks

Pertama-tama perkenalkan saya Andy (bukan nama sebenarnya). Saat ini saya menginjak 17tahun, dan kisah ini terjadi kira-kira 2 minggu yang lalu, saat aku liburan akhir semester. Waktu itu aku sedang libur sekolah. Aku berencana pergi ke villa tanteku di kota M. Tanteku ini namanya Sofi, orangnya cantik, tubuhnya-pun sangat padat berisi, dan sangat terawat walaupun usia nya memasuki 38 tahun. Aku ingat betul, pagi itu, hari sabtu, aku berangkat dari kota S menuju kota M. Sesampainya di sana, aku pun disambut dengan ramah. Setelah saling tanya-menanya kabar, aku pun diantarkan ke kamar oleh pembantu tanteku, sebut saja Bi Sum, orangnya mirip penyanyi keroncong Sundari Soekotjo, tubuhnya yang indah tak kalah dengan tanteku, Bi Sum ini orangnya sangat polos, dan usianya hampir sama dengan tante Sofi, yang membuatku tak berkedip saat mengikutinya dari belakang adalah bongkahan pantat nya yang nampak sangat seksi bergerak Kiri-kanan, kiri- kanan, kiri-kanan saat ia berjalan, seeakan menantangku untuk meremas nya. Setelah sampai dikamar aku tertegun sejenak, mengamati apa yang kulihat, kamar yang luas dengan interior yang ber-kelas di dalamnya. sedang asyik-asyik nya melamun aku dikagetkan oleh suara Bi sum. “Den, ini kamarnya.” “Eh iya Bi.” jawabku setengah tergagap. Aku segera menghempaskan ranselku begitu saja di tempat tidur. “Den, nanti kalau ada perlu apa-apa panggil Bibi aja ya?” ucapnya sambil berlalu. “Eh, tunggu Bi, Bibi bisa mijit kan? badanku pegel nih.” Kataku setengah memelas. “Kalau sekedar mijit sih bisa den, tapi Bibi ambil balsem dulu ya den?” “Cepetan ya Bi, jangan lama-lama lo?” “Wah kesempatan nih, aku bisa merasakan tangan lembut Bi Sum memijit badanku.” ucapku dalam hati. Tak lama kemudian Bi Sum datang dengan balsem di tangan. “Den, coba Aden tiduran gih.” suruh Bi Sum. “Eh, iya Bi.” lalu aku telungkup di kasur yang empuk itu, sambil mencopot bajuku. Bi Sum pun mulai memijit punggungku, sangat terasa olehku tangan lembut Bi Sum memijit- mijit. “Eh, Bi, tangan Bibi kok lembut sih?” tanyaku memecah keheningan. Bi Sum diam saja sambil meneruskan pijatannya, aku hanya bisa diam, sambil menikmati pijitan tangan Bi Sum, otak kotorku mulai berangan-angan yang tidak-tidak. “Seandainya, tangan lembut ini mengocok- ngocok penisku, pasti enak sekali.” kataku dalam hati, diikuti oleh mulai bangunnya “Adik” kecilku. Aku mencoba memecah keheningan di dalam kamar yang luas itu. “Bi, dari tadi aku nggak melihat om susilo dan Dik rico sih.” “Lho, apa aden belum dibilangin nyonya, Pak Susilo kan sekarang pindah ke kota B, sedang den Rico ikut neneknya di kota L.” tuturnya. “Oo.., jadi tante sendirian dong Bi?” tanyaku “Iya den, kadang Bibi juga kasihan melihat nyonya, nggak ada yang nemenin.” kata Bi Sum, sambil pijatannya diturunkan ke paha kiriku. Lalu spontan aku menggelinjang keenakan. “Ada apa den?” tanyanya polos. “Anu Bi, itu yang pegel.” jawabku sekenanya. “Mm.. Bibi udah punya suami?” kataku lagi. “Anu den, suami Bibi sudah meninggal 6bulan yang lalu.” jawabnya. Seolah berlagak prihatin aku berkata. “Maaf Bi, aku tidak tahu, trus anak Bibi bagaimana?” “Bibi titipkan pada adik Bibi” katanya, sambil pijitannya beralih ke paha kananku. “Mm.. Bibi nggak pingin menikah lagi?” tanyaku lagi. “Buat apa den, orang Bibi udah tua kok, lagian mana ada yang mau den?” ucapnya. “Lho, itu kan kata Bibi, menurutku Bibi masih keliatan cantik kok.” pujiku, sambil mengamati wajahnya yang bersemu merah. “Ah.., den andy ini bisa saja” katanya, sambil tersipu malu. “Eh bener loh Bi, Bibi masih cantik, udah gitu seksi lagi, pasti Bibi rajin merawat tubuh.” Godaku lagi. “Udah ah, den ini bikin Bibi malu aja, dari tadi dipuji terus.” Lalu aku bangkit, dan duduk berhadapan dengan dia. “Bi.., siapa sih yang nggak mau sama Bibi, sudah cantik, seksi lagi, tuh lihat tubuh Bibi indahkan?, apalagi ini masih indah loh..” kataku, sambil memberanikan menunjuk kearah gundukan yang sekal di dadanya itu. Secara reflek dia langsung menutupinya, dan menundukkan wajahnya. “Aden ini bisa saja, orang ini sudah kendur kok dibilang bagus.” katanya polos. Seperti mendapat angin aku mulai memancingnya lagi. “Bibi ini aneh, orang payudara Bibi masih inah kok bilangnya kendur, tuh lihat aja sendiri” kataku, sambil menyingkapkan kedua tangannya yang menutupi payudaranya. “Jangan ah den, Bibi malu.” “Bi.. kalau nggak percaya, tuh ada cermin, coba Bibi buka baju Bibi, dan ngaca.” Lalu aku mulai membantu membuka baju kebaya yang dikenakannya, sepertinya ia pasrah saja. Setelah baju kebaya nya lepas, dan ia hanya memakai Bh yang nampak sangat kecil, seakan payudaranya hendak mencuat keluar. Aku pun mulai menuntunnya ke depan cermin besar yang ada di ujung ruangan. “Jangan den, Bibi malu nanti nyonya tahu bagaimana?” tanyanya polos. “Tenang aja Bi, tante Sofi nggak bakal tahu kok” Aku yang ada dibelakang nya mulai mencopot tali BH nya, dan wow.. tampak olehku didepan cermin, sepasang bukit kembar yang sangat sekal dan padat berisi, melihat itu “Adik” kecilku langsung mengacung keras sekali. Aku pun tak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Aku langsung meremas nya dari belakang, sambil ciumanku kudaratkan ke lehernya yang jenjang tersebut. Bi Sum yang telah setengah telanjang itu, hanya bisa mendesah dan matanya “Merem-melek”. “Oh.. den jangan den, uhh.. den, Bibi diapain, den” Aku tak menggubris pertanyaannya malahan aku meningkatkan seranganku. Kini ia kubopong ke ranjang, sambil menciumi putingnya yang merah mencuat itu, ia pun kelihatan mulai menikmati permainanku, dan Bi Sum telah kurebahkan diranjang, lalu aku mulai lagi menciumi putingnya, sambil menarik jarik yang dipakainya. “Uhh.. den shh.. Bibi enak den uh.. shh.. teruus den” Aku pun mulai membuka seluruh pakaianku dan ciumanku terus turun keperutnya, dan dengan ganasnya ku pelorotkan CD yang dipakainya, aku terdiam sesaat seraya mengamati gundukan yang ada dibawah perutnya itu. “Den, punya aden besar sekali” katanya sambil meremas penisku, lalu kusodorkan penisku kemulutnya. “Bi, jilatin ya.. punya Andy.” Bibir mungil Bi Sum mulai menjilati penisku. uuhh.., sungguh nikmat sekali rasanya. “Mmhh.. ohh.. Bi terus, kulum penisku Bi.., tak lama kemudian Bi Sum mulai menyedot-nyedot penisku, dan rasanya ada yang akan keluar di ujung penisku. “Bi.. teruuss, Bi.. aku mmaauu keeluuar, oohh” jeritku panjang dan tiba- tiba, serr maniku muncrat dalam mulut Bi Sum, Bi Sum pun langsung menelannya. Aku pun mulai pindah posisi, kini aku mulai menjilati memek Bi Sum, tampak didepan mataku, memek Bi Sum yang bersih, dengan seikit rambut. Rupanya Bi Sum sudah tidak sabar, ia menekan kepalaku agar mulai menjilati memeknya dan sluurpp.. memek Bi Sum kujilati sampai kutenukan sesuatu yang mencuat kecil, lalu kuhisap, dan gigit kecil, gerakan tubuh Bi Sum mulai tak karuan, tanganku pun tidak tinggal diam, ku pilin-pilin putingnya dengan tangan kiriku sedangkan, tangan kananku ku gunakan menusuk memeknya sambil lidahku kumasukkan sedalam- dalamnya. “Ohh.. den.. teruuss den jilat teruss.. memek Bibi den.. mmhh” katanya sambil menggeliat seperti cacing kepanasan. “Ouhh den.. Bibi mau.. keluarr.. den ohh, ahh, den, Bibi keeluuaarr, akhh.” Bi Sum menggelinjang hebat dan serr cairan kewanitaannya kutelan tanpa sisa. Tampak Bi Sum masih menikmati sisa-sisa orgasme nya. Lalu aku mencium bibirnya lidahku kumasukkan kedalam mulutnya, ia pun sangat agresif lalu membalas ciumanku dengan hot. Aku pun mulai menciumi telinganya, dan dadanya yang besar menempel ketat di dadaku, aku yang sudah sangat horny langsung berkata, “Bi aku masukkan sekarang ya..”. ia hanya bisa mengangguk pelan. aku pun mengambil posisi, kukangkangkan pahanya lebar- lebar, kutusukkan penisku ke memek nya yang sudah sangat becek. Bless.. separuh penisku amblas kedalam memeknya, terasa olehku memeknya menyedo-nyedot kepala penisku. kusodokkan kembali penisku, bless.. peniskupun amblas kedalam memeknya, aku pun mulai memaju-mundurkan pantatku, memeknya terasa sangat sempit. “Den.. ouhh.. teruuss.. denn.. mmhh..sshh.” desahan erotis itu keluar dari mulut Bi Sum, aku pun tambah horny dan kupercepat sodokkanku di memeknya. “Oh.. Bii memek kamu sempit banget, ohh enak Bii, goyang teruuss Bii.. ouhh..” “Den.. cepatt.. den.. goyang yang cepat.. Bibi.. mauu.. keluar.. den..” aku mulai mengocok penisku dengan kecepatan penuh, tampak Bi Sum menggelinjang hebat. “Den.. Bibi.. mau keluuaarr.. ouhh.. shhshshshh..” “Tahan Bii.. aku.. juga mau keluuarr..” Lalu beberapa detik kemudian terasa penisku di guyur cairan yang sangat deras.. serr.. penisku pun berdenyut hebat dan, serr.. terasa sangat nikmat sekali, rasanya tulang-tulang ku copot semua. aku pun rubuh diatas wanita setengah baya yang tengah menikmati orgasmenya. “Bi.. terima kasih ya.. memek Bibi enak” kataku sambil mencupang buah dadanya. “Den kapan-kapan Bibi dikasih lagi yaa.” akhirnya kami tertidur dengan penisku menancap di memek Bi Sum, tanpa aku sadari permainan ku tadi dilihat semua oleh tanteku, sambil dia mempermainkan memeknya dengan jarinya. sekian pengalaman saya dengan Bi Sum, pembantu tante saya yang sangat menggiurkan. lain kali akan saya ceritakan pengalaman saya dengan tante saya yang mengintip permainan saya dengan Bi Sum, yang tentunya lebih menghebohkan, karena tante saya ini orang yang hipersex, jadi nafsunya sangat besar, dan meledak-ledak.

sekumpualan haus seks

Jam 4:25 sore, aku sampai di depan bank tersebut. Mobil kuparkir, lalu aku bersama kakakku sambil membawa dua payung menghampiri bis-bis yang diparkir di depan bank, agak lama juga aku mencari sepupuku ini, maklum aku belum pernah bertemu dia dan kakakku sendiri agak lupa dengan wajahnya. Setelah kurang lebih 5 menit, akhirnya bertemu juga. Kemudian kami pulang ke rumahku, dia senang sekali bisa bertemu denganku. Awalnya dia berencana mau menginap 1 hari tetapi kemudian dirubah jadi 2 hari. Sepupuku ini tidak punya saudara laki-laki, jadi ketika kami bertemu, dia senang sekali dan menganggap aku seperti kakak kandungnya. Selama dia menginap di rumah, dia selalu ingin dekat denganku terus. Aku menganggap biasa-biasa saja dan tidak ada pikiran lain.

Ketika dia mau pulang, dia mau pulang sendirian, orang tuaku sepertinya tidak tega melepas dia pulang sendirian, akhirnya aku disuruh mengantar dia pulang ke Jawa Timur, padahal waktu itu aku sedang berobat jalan karena aku mengidap alergi serpihan kulit manusia (aneh ya..? aku saja dulu tidak percaya). Aku harus datang ke dokter pribadiku setiap hari Selasa dan Jum'at buat disuntik. Tetapi, menurutku tidak apa-apa karena kupikir nanti jika sudah sampai di sana, aku langsung pulang saja pikirku. Jadilah aku mengantar dia pulang ke Jawa Timur. O.. iya, sebelum terlalu jauh aku bercerita, kuperkenalkan dahulu diriku, namaku Padi dan nama sepupuku Ana. Di jalan kami bercerita tentang daerah asalnya yang ternyata ada di kawasan pantai utara Jawa Timur.

Kami mampir ke Madiun dulu, karena katanya dia mau mengambil baju-bajunya yang mau dibawa sekalian dicuci di rumah. Sampai di Madiun, kira-kira pukul 5:00 sore, kami menuju tempat kosnya yang sederhana di komplek Akabri. Setelah selesai dengan urusan di Madiun, kami langsung pergi lagi meneruskan perjalanan. Di perjalanan, aku bertanya dengan dia.
"Eh, An.. dari sini sampai ke kotamu berapa lama sih..?" tanyaku.
"Ya... mungkin kira-kira 8 jam Mas.." katanya.
Dalam hati aku berpikir, "Wah, bakalan capek di jalan nih.. sialan..."

Waktu berlalu, kira-kira pukul 9 malam, kami masih ada di atas bis jurusan ke kotanya. Malam itu kurasakan sangat dingin, apalagi ditambah tiupan angin yang sangat kencang. Di dalam bis yang lumayan penuh itu, aku duduk di kursi kedua dari belakang sejajar dengan Ana. Pintu bis yang ada di sebelah kananku ternyata tidak bisa ditutup, karena kuncinya rusak kata kernetnya. Ana yang merasa kedinginan terkena tiupan angin, bingung mau bagaimana sebab dia tidak membawa jaket atau sweater buat penghangat, sedangkan aku sendiri tidak masalah. Kemudian kutawarkan dia untuk pindah tempat duduk di sebelah kananku, yah.. lumayan dia terlindung dari angin oleh badanku.

Sekitar 10 menit setelah itu, dia bilang katanya dia merasa mengantuk, aku tawarkan dia untuk tidur saja di pangkuanku. Dia mau dan langsung dia rebahkan kepalanya di pahaku, waktu itu aku sebenarnya agak kawatir dengan penumpang lainnya. Jangan-jangan ada yang berpikiran macam-macam tentang kami, meskipun begitu aku akhirnya memutuskan untuk santai saja. Si Ana dengan cepat tertidur dengan pulasnya, tanganku kutaruh di atas punggungnya biar dia merasa lebih hangat. Tawaranku untuk tidur di pahaku ternyata berbekas sekali di hati sepupuku ini, sepertinya dia merasa ada sesuatu yang lain yang dirasakannya setelah dia merebahkan kepalanya di pahaku. Mungkin karena dia masih anak SMU yang belum pernah merasakan kasih sayang dari seorang cowok, tetapi kok ya kebetulan justru dengan kakak sepupunya sendiri.

Tidak terasa, bis telah memasuki terminal di kotanya. Waktu itu jam 1 pagi. Kami langsung mencari becak untuk pulang ke rumahnya. Sampai di rumahnya yang sederhana (bapaknya bekerja sebagai sipir penjara dan ibunya guru SD), aku langsung disambut oleh Omku. Kami berbincang-bincang sejenak sambil nonton MTV. Tidak lama kemudian, Omku minta diri untuk tidur. Aku mempersilakan Omku untuk tidur. Aku sendirian yang belum merasa mengantuk dan meneruskan melihat TV. Si Ana sendiri ada di kamarnya sedang bicara dengan adiknya. Kira-kira 5 menit kemudian, kudengar ada orang datang masuk ke ruang TV dimana aku berada, yang Ternyata Ana.

Aku bertanya pada dia, "Lho.. An, kamu ngga tidur? Kan udah malem, bahkan pagi nih!"
"Lah.. mas sendiri gimana? Kok ngga tidur juga?" dia balik bertanya.
"Mas kan udah biasa melek sampai pagi, lagian acaranya bagus nih, MTV music Awards."
"Iya deh... tapi Ana boleh nemenin Mas ngga?"
"Boleh aja, asal bikinin Mas kopi panas dong..."
"Ih.. Mas curang.. Oke deh Ana buatin."
Kemudian dia beranjak pergi ke dapur untuk membuatkan kopi untukku. Sewaktu dia jalan ke dapur, dia melewati ruangan makan yang gelap, sedangkan ruang dapurnya sendiri dibiarkan terang, sebab Omku orangnya suka makan, jadi kalau malam dia sering ke dapur untuk cari makanan.

Sewaktu dia melewati kamar makan yang kebetulan bisa terlihat dari tempat dudukku, aku agak kaget karena kulihat dasternya kelihatan menerawang terkena cahaya dari dapur. Si Ana ini sebenarnya tidak hanya manis tetapi juga cantik, tubuhnya agak gemuk, tinggi sekitar 158 cm, ukuran dadanya berapa ya? Tidak tahu.. Kulitnya sawo matang dan yang paling menarik adalah matanya yang khas cewek Jawa, tidak besar juga tidak kecil. Sekilas kulihat bentuk tubuhnya sewaktu dia melewati ruang makan. Jantungku merasa agak berdebar karena aku kan laki-laki, jadi lihat yang seperti itu kan, ya gimana gitu. Selesai dia membuat kopi, segera dia menuju ke arahku, terus dia bergabung nonton MTV. Sejenak aku lupa akan kejadian yang mendebarkan tadi (menurutku lumayan mendebar kan lho).

Kami berbincang-bincang sambil mengomentari pemenang-pemenang yang sedang diumumkan di TV.
Tiba-tiba dia nyeletuk, "Mas.. tadi enak lho tiduran di pangkuannya Mas.."
"Kenapa emangnya? Mau lagi ya, sini deket-deket Mas..?" kataku.
"Oke deh!"
Kemudian dia mendekat ke arahku dan merebahkan kepalanya di pahaku lagi. Nah, sekarang aku mulai berpikiran macam-macam nih, karena kan dia hanya memakai daster dan di dalam dasternya hanya ada CD dan BH saja. Mau tidak mau batangku mulai bereaksi pelan-pelan, tetapi dia tidak tahu. Masih sekitar 10 menit kami berbincang-bincang, tanganku kutaruh di atas pinggulnya, dan kurasa dia tidak keberatan. Lama-lama sepertinya dia mengantuk dan mulai sembarangan kalau menjawab pertanyaan atau komentarku.

"An.. geser dikit dong, soalnya pahaku kesemutan nih! Sebentar, ganti pake bantal aja yah...?"
Kemudian kuangkat kepalanya, kupindahkan dia ke bantal yang ada di sofa, sedangkan kakinya kuangkat ke atas pahaku. Singkat cerita, dia sudah tertidur dengan pulas. Pikiranku mulai keluar pikiran iseng, tanganku aku rabakan di kakinya. Sambil pura-pura memijat, dari bawah pelan-pelan naik ke atas, terus turun lagi, naik lagi... lama-lama aku memijatnya terlalu naik sampai hampir menyentuh pangkal pahanya. Rupanya dia terbangun.
"Ngapain Mas..?"
"Eh.. ngga kok cuman mijitin, kan kamu capek barusan abis naik bis jarak jauh?"
"Mmm.., boleh juga.. tapi mijitnya jangan keras-keras ya Mas..."
"Oke An.."

Nah, aku teruskan kembali memijatnya, tetapi kali ini mijatnya lain, aku kan sedikit-sedikit pernah baca tentang pijatan erotis, maka aku mencoba untuk mempraktekkannya sekarang. Pertama kuletakkan tanganku di telapak kakinya, terus kucari simpul yang bisa membangkitkan gairah seksnya.
"Nah, ketemu nih..." batinku.
Pelan-pelan kupijat bagian itu sambil tanganku yang satunya juga memijat-mijat paha kanannya.

Setengah sadar dia bertanya, "Mas, kok enak banget sih pijitannya?"
"Tenang aja deh, yang ini belum apa-apa, entar ada yang lebih hebat." jawabku.
Lama kelamaan dia jadi tidak merasa ngantuk, tetapi menikmati pijatan-pijatan tanganku sambil mengeluarkan suara lenguhan yang sangat merangsang, "Nngggh... ngghh... enak loh Mas... agak naik dikit Mas.. yang ini lho di atas dengkul..., ya.. di situ... terus.. terus.."

Aku tahu dia tidak sadar kalau sedang aku kerjain. Lama-lama kulihat dia sepertinya mau bangkit dari tidurnya. Kemudian waktu kubiarkan, ternyata dia tiba-tiba memelukku dan berusaha mencium bibirku. Aku sendiri menyambut ciumannya dengan bersemangat.
"Wah, lha ini nih yang kunanti," batinku.
Ciumannya lumayan dahsyat, sampai lidahnya masuk ke mulutku seperti ular. Lidahku sendiri jadi tidak mau kalah menyambut lidahnya yang masuk ke mulutku (heran juga anak ini kok bisa senekat ini pikirku). Dan ternyata, kok luar biasa ciummannya untuk ukuran anak SMU yang belum pernah pacaran, tangannya melingkar di punggungku dan berusaha masuk ke dalam t-shirtku.

Gerakan tubuhnya terlihat sekali terbakar oleh rangsangan yang kuberikan melalui pijatan tadi, tubuhnya naik turun sambil sesekali bergoyang ke kiri dan ke kanan. Lama-lama daster yang dia kenakan tertarik ke atas oleh karena gerakannya tersebut, dan tanganku pun bisa leluasa untuk memegang pantatnya. Dia memakai celana dalam yang tipis berenda. Pelan-pelan kumasukkan tanganku ke dalam CD-nya dari atas. Aku berhasil memegang pantatnya, wah.. seketika aku merasakan suatu gelora dalam diriku, sepertinya aku sendiri mulai terserang rangsangan yang sangat kuat. Aku pijat-pijat pantatnya, sementara kami masih saling berpagut, dia sendiri terlihat sangat menikmati pijatan tanganku pada pantatnya. Lalu aku mulai menaikkan tanganku, berusaha untuk membuka dasternya. Tanpa hambatan, aku berhasil menaikkan dasternya sampai ke bagian leher, kudorong dia pelan-pelan ke belakang, dia berusaha untuk tetap memelukku.

Aku berbisik padanya, "An.. tolong kamu mundur sebentar, aku tolong kamu nglepasin dastermu."
Dia mengangguk pelan, lalu kubuka dasternya. Kulihat tubuhnya yang mulus hanya ditutupi BH dan CD saja.
"An.. gimana kalo semuanya aku buka...?" tanyaku.
Ternyata ia mengangguk mengiyakan, "Silakan Mas..."
Kubuka pelan-pelan BH-nya sambil kubelai dua bukit di dadanya dengan lembut.
"Ehm... Mas.., Ana sayang sama Mas..." katanya.
Aku tidak menjawab perkataannya. Kemudian kudekatkan wajahku ke buah dadanya dan mulai mengulum-ngulum pucuk bukitnya. Dia terlihat sangat menikmati perlakuanku tersebut, matanya terlihat sayu dan sepertinya mengharap yang lebih dari sekedar dikulum pucuk bukitnya.

Aku menengok ke arah jam dinding yang terletak di atas pintu, jarum menunjukkan pukul 12:08 malam. Aku sempat berpikir, sebenarnya bahaya kalau tiba-tiba Om atau Tanteku memergoki kami yang sedang asik di sini. Sekejap aku memutar otak, aku lalu berbisik ketelinga Ana.
"An.. kita pindah ke kamarku aja yah?"
Dia tersentak mendengar bisikanku. Aku sendiri kaget, "Apaan nih? Kok jadi medadak berubah?"
Aku rasakan ternyata Ana sepertinya tersadar atas apa yang sedang diperbuatnya. Dengan terburu-buru, dia menyambar pakaiannya dan berusaha lari menuju kamarnya. Cepat sekali kejadian itu berlalu, aku sendiri tidak sempat melakukan apa-apa, aku hanya melongo seperti Mandra diputus Munaroh. Gila, pembaca tahu sendiri kan? Lagi enak-enak bercumbu, tidak tahunya putus di tengah jalan. Tetapi aku sendiri maklum, sebenarnya Ana adalah anak yang taat beribadah. Dan kuyakin yang barus saja kualami, sebenarnya dia melakukannya di bawah sadar.

Paginya, aku bangun sekitar pukul 9:00, ternyata aku semalam ketiduran di depan TV. Aku ngucek-ucek mataku sambil mencari dimana kacamataku, agak lama kucari, tetapi tidak ada.
"Mana ya?" aku bergumam pelan.
Kebetulan Tante yang berjalan melewati ruang TV menuju dapur mendengar gumamanku.
"Cari apa Di?" tanya Tanteku.
"Tante liat kacamata Padi ngga?"
"Ngga tuh.. mungkin jatuh di bawah meja, coba cari lagi," sambil dia berjalan menuju ke arahku ingin membantu mencari.
Dicari-cari sudah lama, tetap tidak ketemu, "Yep.. nanti dicari lagi deh Tante.. biar Padi mandi dulu." kataku.
"Oke lah, nanti Tante bantu lagi carinya."
"Oke Tante.." sahutku.
Aku bergegas menuju ke kamarku, mengambil peralatan mandiku.

Kamarku terletak di sebelah kamar Ana, sempat kulihat dari celah kamar yang tidak tertutup semua. Ana masih kelihatan pulas tidurnya. Mungkin dia tidak bisa tidur setelah kejadian tadi malam. Habis mandi aku menuju ke ruang TV lagi untuk mencari kacamataku yang masih sembunyi. Ternyata tante sudah ada di sana sedang nonton TV.
Aku tanya ke tante, "Ketemu ngga kacamatanya Tante?"
"Ngga tuh Di.. udah tante cari dimana-mana ngga ada, sampai-sampai sekalian Tante ngebersihin ruang ini deh."
"Waduh... gimana nih... susah deh. Aku kan ngga bisa baca kalo ngga pake kacamata," pikirku, "Ya apa mau dikata, kalo lagi apes, gini deh jadinya."

Pukul 9:30, kulihat kamar Ana sudah terbuka, beberapa menit kemudian Reni (ini nama adiknya) bergabung dengan kami di ruang TV sambil membawa nampan berisi 4 gelas teh.
Aku tanya dia, "Kok cuman empat gelasnya Ren?"
"Ooo, Papa kan udah berangkat kerja Mas.., jadi Reni bikinnya cuman 4." jawabnya.
"Gitu ya?" sahutku.
Kami lalu berkumpul membicarakan keadaan Kota Tuban, tiba-tiba si Reni bertanya ke Tante.
"Ma.. kacamata yang di kamar Reni itu punya siapa sih?" tanyanya.
"Eit! lha ini dia nih si kacamata.. ternyata ngumpet di sana," spontan aku menyahut, "Heh! Itu pasti kacamataku."
"Betul.. itu pasti kacamatanya Mas Padi, Ren!" sahut Tante, "Sana cepet ambilin!"
Reni lalu berdiri dan mesuk kamar untuk mengambil kacamataku. Aku berpikir, mungkin kacamataku semalam kesangkut di bajunya Ana. Sesaat kemudian Reni kembali membawa kacamataku, aku sempat was-was, moga-moga Tante tidak curiga kenapa kok kacamataku sampai bisa mampir kesana. Memang ternyata dia tidak curiga sama sekali.

Pukul 10:00, Tante pamit mau berangkat ke pasar yang tidak terlalu jauh jaraknya dari rumahnya, si Reni ikut. Aku ditinggal sendirian. 5 menit waktu berlalu, aku mulai bosan, terus aku menuju teras depan ingin merokok. Di teras ternyata ada koran edisi hari itu, aku tertarik untuk membacanya. Kubolak-balik halamannya, tidak ada yang menarik. Bosan lagi deh, ngelamun jadinya. Aku teringat kejadian tadi malam.
Dalam hati aku berpikir, "Sekarang di rumah cuman ada aku berdua sama Ana. Wuih! kalo... hehehe kalo... misalnya aku iseng gimana ya?"
Akhirnya, ternyata aku nekat juga.

Aku bangkit dari tempat dudukku, masuk ke dalam. Sampai di depan pintu kamarku, aku punya ide. "Mmmm harusnya pintu depan kututup ya, terus aku pasangkan kaleng krupuk di bagian dalam, biar kalo kebuka dari luar kalengnya kegeser dan bikin suara brisik." pikirku.
Cepat-cepat kukembali ke ruang tamu dan melakukan rencanaku. Setelah itu, aku kembali lagi ke kamar, hati-hati kuintip ke dalam kamarnya Ana, ternyata dia masih pulas tertidur. Aku berjingkat masuk ke kamarnya, perlahan aku duduk di samping tidurnya. Dia tidurnya mengorok hingga aku mau tertawa waktu itu, tetapi kutahan karena takut dia terbangun. Dengan hanya diterangi lampu baca (kamarnya tidak ada jendelanya), kupandangi wajahnya lama. 5 menit lebih kupandangi dia, semakin lama semakin manis.
"Gila ya, dengan adik sepupu kok seperti itu?" tapi pikirku, "Biarin aja lah, iseng-iseng berhadiah."

Kemudian aku mulai mencoba membelai rambutnya, pelan tetapi pasti. Dia tidak bereaksi, dia tidurnya brukut (memakai selimutnya sampai menutupi leher). Aku berusaha membuka selimutnya perlahan, kutarik ke bawah dan dia tetap tidak bereaksi. Kumasukkan tanganku ke dalam selimutnya sambil berusaha mencari payudaranya. Dengan tanpa kesulitan, tanganku sudah memegang payudaranya, tetapi masih terhalang dasternya.
"Eit... nanti dulu... ternyata dia ngga pake BH! Berarti semalam dia ngga pake BH-nya lagi dong, wah asik nih..." pikirku.
Lalu kumasukkan tanganku melalui lubang di antara kancing dasternya. Tidak susah juga, tanganku sudah memegang daging empuk dengan tonjolan di puncaknya.

Ana menggeliat, agak keras menggeliatnya, dia terbangun.
"Mampus gua," pikirku.
Dia melotot sambil teriak, "Lepasin dong Mas... apa-apaan nih Mas?"
Aku gelagapan berusaha mencari alasan, "An... kamu ngga inget semalem ya?"
"Lupain aja Mas! Ana ngga mau lagi, ngga boleh, entar dosa Mas!"
"Tapi Ana semalem udah ngelakuin dosa lho... kenapa ngga sekalian aja?" rayuku.
Kali ini dia benar-benar marah. Ana teriak-teriak menyuruhku keluar dari kamarnya. Aku turut saja, untung letak rumahnya berjauhan dengan tetangga, jadi aku tidak takut teriakannya terdengar tetangganya.

Wah... gagal nih ceritanya.., aku akhirnya hanya meraba-taba batang kemaluanku yang menganggur karena tidak jadi dipakai. Aku duduk di ruang TV lagi. Melihat acara tarian Bangkok, lumayan lah buat obat, melihat penyanyi Thailand yang cantik-cantik. Sebentar kemudian Ana keluar dari kamarnya, dia menuju ke arahku. Aku berusaha tidak peduli, dia lalu duduk di dekatku.
Katanya, "Mas maapin Ana ya? Ana udah bentak-bentak Mas..."
"Ngga papa An.., Mas yang salah." balasku.
"Sebenarnya Ana sayang sama Mas, tapi kita kan masih bersaudara, apalagi nanti kalo ketahuan ama Papa-Mama kan bisa berabe Mas!" jelasnya.
"Ya sudah.. lupain aja An, toh kamu masih muda. Nanti juga pasti ada cowok lain yang lebih pantas buat kamu." lanjutku.
"Iya Mas, Mas... Ana mau ngasih sesuatu buat Mas."
"Apa An?" tanyaku.
"Liat sini deh Mas.." (dia mulai tidak kaku lagi)

Aku menoleh ke arahnya, tiba-tiba dia mendekatkan bibirnya ke arah bibirku.
"Mmpphh..."
"Plas!" jantungku spontan berdegup keras, "Kok tau-tau nyium sih?" pikirku, tetapi kunikmati saja, enak sih.
Pertamanya dia hanya mau mengecup saja, tetapi kulingkarkan tanganku di lehernya, dan kudekap dia. Dengan lembut kukecup bibirnya, dia tidak berontak ternyata, aku pererat dekapanku, dada kami sudah saling menempel. Aku merasakan kalau dia masih belum memakai BH-nya. Dengan perlahan kubelai punggungnya, dasternya yang terbuat dari sutera terasa halus sekali, sensasinya justru membuatku jadi semakin ON saja. Coba saja pasangan anda disuruh pakai lingerie yang bahannya sutera, ditanggung kalau diraba pasti enak sekali. Lama kami berciuman dengan posisi itu, akhirnya capai juga aku. Kulepas pelukanku dan mengakhiri ciuman.

Aku berkata pada Ana, "Sini An... Mas pangku.."
"Ngga ah Mas... nanti kayak tadi malem deh jadinya...!"
"Percaya deh sama Mas... ngga sampe ngelakuin yang ngga-ngga kok, okey?"
Dia akhirnya mengalah, mungkin dia masih ada rasa ingin juga, dia juga tahu kalau sekarang kami hanya berdua saja di rumah, So? Why not?. Dia duduk di pangkuanku menghadap TV, tanganku bergerak dengan bebas di dadanya.
Kuraba dadanya sambil berkata, "An.. Ana ngga marah-marah lagi nih?"
"Biarin lah Mas.. udah terlanjur nih, tapi janji ya jangan kebablasen..." pintanya.
"Okey An!"
Dari belakang, sambil tanganku membelai payudaranya, kulihat dia memejamkan matanya menikmati belaian tanganku. Tanganku meraba payudaranya dengan hati-hati, penuh perasaan aku membelainya, aku sendiri memejamkan mataku jadinya. Pelan tapi pasti, tanganku bergerak turun menuju perutnya. Agak dekat dengan V-nya kugunakan kuku jariku yang agak panjang untuk membangkitkan rangsangan di perutnya. Kulirik dia, terlihat dia menahan perutnya dengan membuat kaku daerah itu.

Dia menikmati perbuatanku, perlahan dasternya kutarik ke atas, dia diam saja, ujung dasternya sudah sampai ke pahanya. Sedikit lagi pasti aku bisa meraih celana dalamnya. Akhirnya sampai juga, CD-nya sudah tidak tertutup lagi, sekilas kulihat bercak basah di ujung V-nya. Tanpa berpikir lama, kupindahkan tanganku ke sana, tanganku merasakan memang di daerah itu sudah basah. Kusimpulkan pasti dia sudah terangsang berat. Lalu kuselipkan tanganku ke dalam CD-nya, tetapi dia kali ini menahan tanganku supaya tidak masuk ke sana. Aku urungkan niatku untuk itu, tanganku hanya menggosok-gosok dari luar saja. Kemudian terlihat dia mengeluarkan lenguhan dan badannya menegang, seperti menahan sesuatu. Orgasme rupanya. Lalu badannya melemas lunglai di pelukanku.

Tanganku yang masih berada di selangkangannya merasakan kalau CD-nya bertambah basah. Kemudian Ana memandangiku. Lama kami berpandangan.
Ana kemudian bicara, "Mas, kita lakukan yuk. Ana udah ngga tahan..."
Wah, benar-benar kejutan..! Ana tiba-tiba berubah pikiran. Hal ini tidak akan kusia-siakan. Tanpa bicara lagi, langsung kucium dan kuremas dadanya yang masih tertutup daster. Ana melenguh keenakan karena remasan itu. Kemudian aku melepas remasannya. Kupandangi dadanya di balik dasternya, kupandangi seluruh tubuhnya, kulitnya yang sawo matang. Kemudian aku melepas dasternya karena akan merepotkan saja.

Kini ia polos tanpa satu benang pun menutupi tubuhnya. Kemudian aku membopongnya ke kamar tidurku dan kubaringkan ia di tempat tidur, lalu kuciumi seluruh tubuhnya. Tubuh Ana bergetar hebat, menandakan bahwa dia baru pertama kali ini melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya. Kemudian aku mencium dan menjilat bagian perutnya dan mulai ke bawah dan mulai meraba serta membuka kedua pahanya degan kedua tanganku. Tangan kananku membuka belahan vaginanya sedangkan seluruh bagian mulutku mulai mengolah bibir-bibir vaginanya. Tangan kiriku masih meremas buah dadanya yang sebelah kanan. Aku merasakan adanya cairan yang mulai membasahi permukaan bibir vaginanya. Aku terus menyedot dan menggigit-gigit perlahan labia mayoranya dengan asyik, sedangkan tangan kiriku sekarang meraba-raba klitorisnya dengan cairan pelumas dari lubangnya.

Asyik sekali, karena terlalu keasyikannya, secara tidak sadar, ada dua tangan menjambak rambutku, aku tidak menghentikan aktivitasku. Mulanya kupikir hanya gerakan kenikmatan yang diterimanya secara erotis. Eh, kok tambah lama terasa ada goyangan perlahan di bagian selangkangannya. Begitu pula tanpa kusadari, ada suara-suara nafas tertahan dan jambakan di rambutku bukan lagi jambakan pasif, tetapi mulai membelai dan memegang kupingku. Aku tiba-tiba sadar. Dia benar-benar menikmatinya. Aku termanggu duduk di antara selangkangannya dan melihat ke arah wajahnya.
"Kok.., berhenti Mas..?" suaranya berat perlahan dengan tatapan wajah yang sayu.
"Ehh.. terusin Mas... hhh... kurang dikit lagi..!" suaranya tertahan.

Aku masih terduduk bingung dan memandangnya dengan pandangan bodoh. Dan yang menjengkelkan, batang kejantananku tidak berkompromi. Dia tegak mengacung, sehingga mencuat di antara kaosku. Kepalanya tampak licin karena cairan bening yang keluar. Sebenarnya batang kejantananku lumayan besar dan panjang, sehingga tampak mencuat tinggi. Tiba-tiba Ana bangun, dan duduk di hadapanku, memandangku dengan sayu. Tiba-tiba tangannya mulai bergerak ke arah batangku, dan memegang lama sambil tersengal-sengal sehabis melumatnya. Kemudian memandangku perlahan dan meletakkan dirinya telentang di ranjang. Ana berdiri di atas tempat tidur dan berjongkok di depanku. Kemudian dia membuka kedua pahanya dan mengangkat lututnya ke atas sehingga lubangnya terlihat.

Ia meraba permukaan vaginanya sambil perlahan memandangku dan berkata, "Ayo Mas... masukin..!"
Aku seperti tersihir, antara bingung dan nafsu, menggerakkan diri untuk berlutut di antara kedua pahanya dan memegang kepala batangku yang licin terkena ludahnya dan mengarahkannya ke lubang merah mengkilat itu. Sejenak aku lupa bahwa dia masih belasan tahun, yang kurasakan secara reflek setelah dikenyot habis-habisan olehnya, ialah bahwa ia sudah tidak perawan lagi.
Dan, "Ssleeeppp.." ketat tetapi tidak begitu menjepit dan tanpa hambatan sama sekali (benar dugaanku). Aku menusukkan seluruh panjang batangku ke dalam lubang itu, dan hebatnya seluruh panjangnya batang kejantananku itu masuk total ke dalamnya serta membiarkannya sejenak merasakan denyutan hangatnya. Ana melenguh agak keras. Aku khawatir juga karena dia akan merasakan sakit di bagian dalam vaginanya. Tetapi karena malaikat nafsu lebih berkuasa, ya sudah aku santai saja dan mulai menarik batangku itu dari dalam lubangnya dan memasukkannya lagi seluruhnya.

Entah karena apa, aku tidak begitu merasakan rasa nikmat yang cepat naik. Memang terasa basah, licin dan enak tetapi, ya lebih karena ini memang sedang bersetubuh. Aku mulai berpraktek dengan berbagai macam cara menusuk dan arah tusukan ke dalam lubang vaginanya. Yang mulai mencemaskanku, Ana sama sekali tidak berusaha menahan suaranya. Ia mulai melenguh dan mengerang keras-keras ketika aku mulai mempercepat gerakanku. Aku antara cemas dan mulai nikmat, tidak peduli lagi. Lagi pula suaranya mulai merangsangku dan ini membuatku menusuk-nusuk dengan gerakan yang cepat dan keras.
"Aaahhh... aayooo Mass... aaduhh... cepat Masss..!" pintanya dengan nafsu.
Dia mengangkat kedua tangannya ke atas kepalanya. Bunyi beradunya kemaluan kami mulai terdengar keras, berkecepak-kecepak dan aku mulai merasakan lereng gunung telah kucapai. Tinggal mendaki cepat dan sampai di puncak.

Tiba-tiba Ana menghentikan gerakanku, dan menutup kedua pahanya sehingga terasa ada jepitan yang luar biasa di sekujur batangku. Kemudian dia memandangku sayu. Aku tahu apa yang dimaksudkannya dan mulai menggenjot lagi. Aku menjepitkan kedua betisnya di antara leherku dan bertumpu pada kedua tangan, sedang aku membentuk busur dengan tubuhku, merapatkan kedua pahaku sehingga terasa batangku membesar dan mulai menusuk-nusuknya cepat.
"Aaahhh... sss..." terdengar bunyi-bunyian antara suaranya yang merangsang dan bunyi kecepakan kemaluan kami yang beradu, sedangkan aku sendiri mengeluarkan suara helaan nafas yang cepat.
Beberapa menit kemudian, aku merasakan aliran yang semakin cepat memenuhi pinggul dan seluruh tubuhku. Keringatku telah mengucur deras.

Dan, "Annn... Annaaa... aaadduuhhh... ssss... Ann..!" spermaku menyemprot deras ke arah perutnya. Aku mengerang keras dan terus mengocok batang kemaluanku. Kemudian tanganku yang mulai begerak ke arah vaginanya segera menusuk-nusukannya. Lama aku terus menusuk-nusuk lubangnya karena rasa nikmatnya terus mengalir hingga tidak berapa lama kemudian Anna berkata, "Masss... aaa... Maass... ssshhh... aaddduuhh..!"
Ana menaikkan pelvisnya dan menerima tusukan-tusukan terakhirku dengan denyutan dinding vagina yang terasa cepat dan kenyal. Aku menindih tubuhnya yang kecil dan merasakan detak jantung yang cepat di dadanya dan dengusan nafas hangat di ubun-ubunku. Jariku masih menancap dalam di dalam vaginanya dan merasakan denyutan yang tidak kunjung reda.

Kemudian aku tergeletak di sampingnya, aku berkata kepada Ana, "An... kamu sekarang mandi saja ya..? Kayaknya kamu bau deh..."
"Sialan... iya deh, Ana mandi, makasih ya Mas... Ana udah dikasih pelajaran sama Mas."
"Sama-sama An.."
Aku tidak merasa menyesal karena tidak dapat seperti yang kubayangkan (gadis yang benar-benar perawan). Yah, lumayanlah bisa meraba-raba kan? Ana lalu berdiri hendak menuju ke kamar mandi, sebelum dia pergi dia menoleh ke arahku lalu menunduk dan menciumku sebentar. Aku belaikan tanganku ke dadanya dan V-nya. Dia tersenyum memandangku, lalu bergegas menuju kamar mandi. Saat dia menutup kamar mandi, aku sempat dengar langkah kaki berlari menjauh dari arah pintu ruang tamu. Aku cepat-cepat menuju ruang tamu ingin mengetahui siapa yang baru saja dari sana. Sempat kulihat warna bajunya, biru seperti yang dipakai Reni. "Mungkinkah..?" batinku.

Aku kembali ke ruang TV, sambil menebak-nebak, "Apa iya.. tadi itu si Reni, terus kalau benar, berarti dia tahu dong kita lagi ngapain..? Waduh, terlalu serius sih tadi... jadinya begini deh."
Kurang lebih 20 menit, Tante dan Reni datang dari pasar, Tante katanya mau masak Sop buntut dan membuat Rujak cingur. Siang jam 12:30, Ana mengajakku untuk makan. Saat makan, Reni kelihatan agak canggung melihatku, pikiranku lalu menghubungkan dengan peristiwa yang tadi kualami.
"Berarti tadi memang benar Reni.." pikirku.
Kami tidak bicara banyak saat di meja makan. Akhirnya sore pun tiba, Omku sudah datang sejak jam 3:00 tadi. Aku lewatkan seharian dengan bermain playstation dengan Ana, sedangkan Reni dari tadi berada di dalam kamarnya. Tidak tahu sedang berbuat apa dia, betah-betahnya di dalam kamar terus. Tante sendiri ke rumah tetangga untuk membantu masak, kebetulan tetangga ada yang sedang punya hajat.

Jam 8:00 malam, aku membaca-baca majalah di ruang tamu. Ana dan Reni di ruang TV sedang nonton HBO, tidak tahu apa film-nya. Tante sudah tidur di kamar belakang, lelah sehabis membantu tetangga. Si Om malam ini mendapat tugas jaga malam. Jam 9:00, Ana ke ruang tamu, dia bicara padaku kalau mau tidur duluan, Reni masih mau nonton TV menunggu opera sabun kegemarannya di HBO kata Ana. Ana suruh aku menemani Reni di ruang TV, soalnya si Reni anaknya sedikit penakut katanya. Jadi aku pindah ke ruang TV, kubawa majalah yang sedang kubaca. Aku rebahkan badanku di sofa panjang di depan TV. Reni sendiri duduk di kursi favoritnya, tanpa sekali pun menengok ke arahku. Aku teruskan baca artikel yang sempat terputus tadi, sambil sekali-sekali aku melihat ke arah televisi. Aku lihat ke arah jam tanganku, ternyata sudah jam 11:13.

Aku berkata kepada Reni, "Ren.. kamu ngga ngantuk?"
Dia tidak menjawab, kuulangi lagi dua kali baru dia menjawab, "Belum ngantuk kok Mas, lagian film-nya barusan mulai nih."
"Oke.. kalau gitu Mas pergi tidur dulu ya..?"
"Ntar dulu dong Mas, tunggu film-nya abis... kan Reni takut nonton sendirian, film-nya agak horor nih!" pintanya.
"Sofanya dibuka aja... jadiin tempat tidur, Mas tidur di situ aja." katanya lagi.
"Emang bisa Ren..? Oke deh Mas coba."
Aku coba deh usul Reni, dan aku akhirnya tidur di sofa yang sudah diubah menjadi tempat tidur itu. Tidak tahu berapa lama aku tertidur di situ, tiba-tiba aku terbangun merasakan tanganku ada yang memegang. Aku buka mataku sedikit-sedikit, terlihat olehku Reni memegang tanganku, digosok-gosokkannya tanganku ke selangkangannya. Terasa olehku bulu-bulu halus di ujung jariku. Kulirik mukanya, dia mendesah amat pelan. Wajahnya menghadap ke arah televisi, aku jadi curiga, jangan-jangan?

Aku lalu mencoba melihat ke layar televisi, ternyata di sana terlihat film-nya sudah bukan HBO lagi. Kesimpulanku, si Reni ternyata suka nonton sampai malam berarti hanya untuk menyetel VCD porno. Wow! berarti kakaknya kalah dong sama adiknya. Perlu diketahui, jarak umur antara Ana dengan Reni hanya 1 tahun lebih sedikit, apalagi Reni anaknya agak bongsor, tingginya sepundakku, tidak begitu gemuk tetapi cukup berisi. Singkat kata, aku beruntung kali ini, karena mendapat daun muda nih. Perlahan, tanganku yang masih bebas berusaha melorotkan celana dalamku ke bawah. Sementara Reni masih asyik dengan kegiatannya yang semakin lama semakin menjadi, dia seperti terobsesi dengan film dari VCD tersebut. Lenguhannya kadang-kadang terdengar keras.

Lalu perlahan-lahan tanganku yang dia pegang kutarik ke arah kemaluanku. Setelah dekat, tanganku yang satunya dengan cepat kurangkulkan ke pinggangnya dan menariknya ke atas tubuhku. Dia kaget sekali, hampir dia berontak, tetapi selanjutnya dia justru memegang batang kejantananku dan mulai mengocok-ngocok dengan lembut. Aku pun lalu mengimbanginya, kuubah posisiku agar lebih enak dengan bersandar ke belakang, ke sandaran sofa. Dia menoleh ke arahku, terlihat wajahnya yang khas ABG, mengingatkanku kepada cewek-cewek yang suka nongkrong di mall-mall. Posisi tubuh kami akhirnya saling berhadapan, dia menggesekkan tubuhnya naik turun. Payudaranya ditempelkan ke dadaku. Nafasnya terdengar keras, khas orang yang sedang terangsang berat, "Sshhhsshhsshhss..." seperti itu deh kalau tidak salah.

T-shirtnya yang gombrong mulai basah terkena keringatnya, memang malam itu udara terasa sangat panas, aku sendiri juga merasa kepanasan. Aku peluk dia, tanganku kutelusupkan ke dalam t-shirtnya dari belakang, sedangkan bibirku tidak tinggal diam begitu saja, kucium belakang kupingnya dengan pelan, kuhembuskan nafas secara perlahan ke daun telinganya. Terasa olehku Reni semakin menggila, terasa dari gerakan tubuhnya yang turun naik dengan cepat, digesekkannya dadanya ke dadaku, juga selangkangannya dia gesek-gesekkan ke kemaluanku dengan bernafsu. Tanganku yang berada di punggungnya, akhirnya kugeser ke pantatnya, dari atas punggung kugerakkan ke bawah, masuk ke celananya sebelum sampai ke pantat. Kuputar ke samping dengan agak cepat, lalu kuteruskan ke pinggang mencari celana dalamnya, kuraba dari luar celana dalamnya, pantatnya yang empuk kuremas dengan gemas. Aku menyesuaikan dengan irama gerakannya yang maju mundur. Kontan dia makin menggila, tangannya naik ke atas, rambutnya menyuguhkan gerakan yang erotis sekali. Dia berusaha menanggalkan t-shirtnya.

Setelah t-shirtnya lepas, dia pegang kepalaku, menariknya ke arahnya dan melumat bibirku dengan sangat bernafsu. Reni tidak memakai BH, payudaranya yang berukuran lumayan besar terlihat mengkilat karena basah oleh keringat. Aku menjilat-jilat payudaranya, kukulum putingnya yang kecil dan tidak begitu menonjol.
Dia berteriak pelan, "Mas..!"
Aku lalu berpindah ke bibirnya yang mungil, kulumat dengan bernafsu bibirnya itu. Dia mendesah keenakan, akhirnya dia tidak tahan lagi.
"Ayo Mas, kayak yang di VCD itu lho Mas..." pintanya.
Kujawab, "Yang gimana Ren..?"
"Cepetan dong Mas... Reni udah ngga tahan nih.."
"Emang Reni udah pernah..?"
"Belum Mas... makanya Reni pengen coba, cepetan dong Mas..."

Kami lalu berdiri berhadapan, aku melepas pakaian yang melekat di tubuhku, dia begitu juga melepas semua pakaian di tubuhnya. Dengan bernafsu dia pegang batang kemaluanku untuk dikocok-kocok, sensasinya, wuah! Tidak tergambarkan. Dipegang oleh anak baru umur 18 tahun! Lalu sebentar kemudian, dia melepas batang kemaluanku dan membalikkan tubuhnya, berpegangan pada lemari buku. Posisinya sekarang agak menungging membelakangiku, pantatnya yang belum begitu besar terlihat kenyal. Dari belakang, aku melihat kemaluannya sudah merekah, ada daging yang keluar dari kemaluannya, entah apa itu namanya. Mungkin itu kli yang dinamakan clitoris. Tetapi pemandangan itu menjadikan batang kejantananku menjadi berdenyut-denyut ingin merasakannya.

Kudekati dia, kugesek-gesekkan kepala senjataku ke daging yang menyembul keluar itu. Tangan Reni dengan tergesa-gesa menarik batang kejantananku untuk segera dimasukkan ke dalam liang kemaluannya. Terasa agak sulit untuk memasukinya, kutusukkan dengan keras karena aku sudah sangat bernafsu. Aku melihat ke arah wajahnya. Pandangannya ternyata ke arah layar televisi, sambil sesekali bibirnya mengeluarkan desahan-desahan merangsang.
"Gila!" pikirku, "Dia ternyata maniak sama VCD porno."
Aku tingkatkan kecepatanku dalam menggoyang. Lama-lama aku merasa pinggangku capek, dan aku coba mengarahkan dia untuk mengganti posisi classic, aku tiduran dan dia yang di atasku. Dia menurut. Sambil memegang pantatnya, aku tiduran dan menikmati goyangannya. Badannya terlihat mungil bila dibandingkan dengan tubuhku, suara desahannya terdengar melengking lirih di telingaku.

Pada puncak kenikmatannya, dia melengkungkan tubuhnya ke belakang, tangannya menahan berat badan tubuhnya dengan gemetar. Rasa hangat yang terasa oleh batang kejantananku menjadi bertambah seiring dengan tercapainya puncak kenikmatannya. Sedangkan aku sendiri belum merasakan puncak. Reni merangkulku dengan lemas. Setelah itu, dia berbisik ke kupingku.
"Makasih ya Mas, Mas telah memberi Reni melebihi dari mbak Ana..."
"Jreng! Terkuaklah kebenaran peristiwa siang tadi, ternyata memang benar. Reni telah melihatku bermesraan dengan kakaknya." daliam hatiku.
"Loh, jadi tadi Reni ngelihat Mas padi gituan sama mbak Ana to?"
"Heeh Mas... Reni kepingin, lagian Reni sering ngeliat di VCD. Kayaknya enak banget deh Mas... dan ternyata memang bener."
"Oke deh, tapi Mas Padi belom sampai puncak nih.. gimana dong? Kan kasihan Reni udah capek."

"Begini aja Mas... dari tadi siang emang Reni udah merencanakan ini, gini rencana Reni, tadi waktu Reni ngeliat Mas sama Mbak Ana gituan, sebenarnya Reni mo ngambil Dompet Mama yang ketinggalan. Trus Reni punya rencana, Reni beli CTM (obat tidur) buat dikasih ke minuman Mama ama Mbak Ana, nah.. tadi Mbak Ana sama Mama udah minum obatnya (dicampur sama teh) masing-masing 3 butir.. hehehe."
"Terus gimana dong?" sahutku.
"Sekarang Mbak Ana kan pasti pules banget tidurnya, diapa-apain pasti ngga bangun deh. Kan tempat tidur sebelahnya lagi kosong..."
"Heh!" aku spontan tahu apa yang dimaksudkannya, "Sip deh! Oke Ren! Sekarang kita pindah aja ke kamarmu..."
"Ayo..!"

Kemudian kami berdua berdiri dan menuju ke arah kamar Ana. Memang benar Ana tertidur lelap. Hanya iseng saja, aku membuka dasternya dan menyentuh kewanitaannya Ana dan memasukkan jari telunjuk dan tengah. Ternyata memang tidak bangun! Hanya saja dia mengeluarkan sedikit lenguhan-lenguhan nikmat yang dia rasakan. Kemudian aku mulai memainkan vaginanya sampai basah. Tetap saja Ana tidak bangun sama sekali.
"Mas, udah dong. Kok malah Mbak Ana yang dimaenin. Giliran Reni dooong..." keluh Reni karena sudah terbalut nafsu yang tinggi.
Padahal tadi sudah puas. Lagipula aku juga sudah bernafsu karena tadi dalam permainan pertama belum selesai.

Kemudian aku melepaskan jilatan pada vagina Ana dan berpaling ke Reni ysng sudah mulai memuncak nafsunya. Kemudian aku mulai naik ke atas ranjang dan menidurkan Reni. Secara intense, kami pun mulai pagutan. Tetapi ketika kami berciuman, beda sekali dengan yang pertama. Seperti disirap, kucium pipinya, mulutnya, berhenti lama di situ. Mulut kami berpagut seperti memecah ribuan rindu. Lidah kami bermain di sana. Tidak lama kemudian, kuturunkan lidahku ke arah lehernya, dia menggelinjang, matanya terpejam, tangannya bergidik seperti menahan gelombang perasaannya sendiri. Ketika putingnya kuraba, dia mulai melenguh. Dengan gerakan halus, aku mulai meremas-remas sehingga Reni merasa keenakan. Sementara bibirku sudah beralih, tidak lagi di bibirnya tetapi sudah menjilati telinga, dan lehernya.

Karena buah dadanya sudah terbuka, mulutku pun bergeser ke puting susunya yang sudah menegang. Ketika kumainkan dengan lidahku, lenguhannya semakin panjang. Tangan kananku pindah ke arah vaginanya dan mulai meremasnya. Sambil memainkan klitorisnya, aku terus menjilati kedua payudaranya. Ketika aku merasakan kemaluannya sudah sangat basah, aku mulai bernafsu untuk melakukan foreplay yang lebih lama. Tidak lama kemudian, mulutku menjilat ke arah perut, pinggang dan sasaran terakhir adalah klitorisnya yang merah. Karena tidak tahan, Reni berontak dan ingin merubah posisi.
"Ren, duduk di depan mukaku..." pintaku sambil menolongnya berpindah posisi.
Dia pun kemudian duduk dan menempatkan liang kenikmatannya tepat di wajahku. Lidah dan mulutku kembali memberikan kenikmatan baginya. Responnya mengejutnya.
"Aughhh..." setengah berteriak dan kedua tangannya meremas buah dadanya. Kuhisap dan kujilati terus, semakin basah liang kenikmatannya.

Tiba-tiba Reni berteriak, keras sekali, "Aahhh... ahhh," matanya terpejam dan pinggulnya bergerak-gerak di wajahku.
"Aku.. keluar," sambil terus menggoyangkan pinggulnya dan tubuhnya seperti tersentak-sentak.
Mungkin inilah orgasme wanita yang paling jelas kulihat. Dan tiba-tiba, keluar cairan membanjir dari liang kenikmatannya. Ini bisa kurasakan dengan jelas, karena mulutku masih menciumi dan menjilatinya.

"Aduh... Mass.. enak banget. Lemes deh." katanya. Dia terkulai menindihku.
"Enak?", tanyaku.
"Enak banget, kamu pinter yah. Ngga pernah lho aku klimaks kayak tadi."
"Akh, yang bener..? Kamu kan tadi udah ngerasain." kataku mengingatkan pada permainan pertama kami."
"Tapi, uuhh... lebih enak yang ini.."
Ternyata Reni masih menikmati sisa-sisa klimaksnya. Tetapi karena belum puas, langsung saja kujilat kembali liang kemaluannya. Semakin lama semakin asyik dan sangat enak, dan dia pun merintih-rintih kecil.
"Mass... nakal ahhh... kok... akkhh... dimaenin lagi... ouuchh... siiich... uwuuhh ooo... sstt akhs... akhs... akhs... ooohhh aahh... sstth," sambil tubuhnya agak bergerak tidak karuan, mungkin jilatanku tidak seberapa tetapi kulihat dia sedang keasyikan menikmati jilatanku.

Lalu dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai. Di situ kami berciuman lagi, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang hangat di sekitar liang kemaluannya, kuingin batang kemaluanku dimasukkannya ke lubang kemaluannya. Soalnya aku masih ragu. Walaupun tadi sih berani. Tetapi takut si Ana bangun. Kemudian aku memberanikan untuk bicara.
"Ren, aku masukin lagi yaaa... Tadi kan belum puass..."
Reni tidak menjawab. Dia hanya merintih keenakan. Karena malas bermain sambil berdiri, aku mendorong Reni hingga tertindih oleh badanku. Reni mengerang keras karena vagina tertindih oleh adikku yang sudah menegang tinggi. Kemudian mulai lagi kugerakkan tanganku mencakar halus pinggangnya sampai ke payudaranya. Reni meremas kedua tanganku, menahan geli yang ditimbulkannya.

"Ssshh... ssshhh!" Reni mendesis berkali-kali menahan kenikmatan itu.
Kembali aku memainkan klitorisnya dengan tanganku, sementara kujilati kedua pahanya.
"Aaahhh... ssshhh," Reni mengerang lirih.
Aku menikmati aroma kewanitaannya yang semerbak bersamaan keluarnya cairan dari liang kemaluannya. Kubenamkan wajahku ke liang kemaluannya sambil menjilati bibir kemaluannya. Klitorisnya yang berwarna merah jambu kukulum sambil kumainkan dengan lidahku. Tubuh Reni menggelinjang bergetar.
"Uuuhffsss... aaahhh!" Reni menjerit menahan kenikmatan sambil tangannya menggenggam tepi ranjang.
Kurasakan cairan kemaluannya deras mengalir dan kuhisap dengan penuh kepuasan.

"Masss... masukin sekarang.. aku ngga tahan nih.." Reni lirih memohonku untuk segera memasuki tubuhnya.
Aku segera menempatkan tubuhku di atas tubuhnya yang ramping, seksi serta kencang itu. Berdesir darahku melihat Reni terbaring polos telanjang. Ini bukan kesekian kalinya aku mengaguminya. Badan Reni kurus tetapi kencang dan atletis seperti pelari sprinter tetapi untungnya tidak sampai berotot.
"Maass... cepat doong... aakkhh.. ngga tahan nih..."
"Ok, tenang aja.."

Sejenak sempat kudengar Reni mendesis saat meraih kemaluanku.
"Uuu... besar dan kuat.." ujarnya setengah berbisik seperti berbicara pada dirinya sendiri.
Begitu ujung kepala batang kejantananku menempel di bibir kewanitaannya, kurasakan getaran listrik yang mulai menjalar di seluruh tubuhku. Lalu perlahan kudorongkan ke dalam liang kemaluannya.
"Uuhhss... yess, Masss... uuuffssh," Reni mengerang sambil mendongakkan kepalanya.
Dengan satu dorongan berikutnya, batang kemaluanku sudah masuk secara penuh ke dalam liang kenikmatan Reni yang hangat dan tebal. Reni mengalungkan kedua tangannya di leherku dan kedua kakinya melingkar di pinggangku.

Aku mulai gerakan memompa liang kemaluannya.
"Yess... ufff Maas..." Reni menjerit halus sambil memejamkan matanya.
Gerakanku semakin lama semakin cepat dengan tekanan yang semakin kuat menerobos kedalaman liang kemaluan Reni yang merespon dengan berdenyut-denyut seperti memijit batang kemaluanku.
Tiba-tiba Reni membuka matanya dan berbisik lirih, "Mas ganti posisi... aku mau nih keluar nih.."
Kami segera ganti posisi, badan Reni membalik dalam posisi menungging (doggy style). Katanya dia biasa orgasme dalam posisi ini.

Aku menuruti permintaan Reni yang jelas dalam posisi ini aku jadi bisa melihat postur Reni lebih lengkap. Biarpun Reni ramping, tetapi dia memiliki pantat yang padat dan berisi sehingga dengan pinggangnya yang ramping makin membuat pantatnya montok. Aku segera mengarahkan batang kemaluanku kembali, kali ini penetrasi dari belakang.
"Srrrt..." makin lancar penetrasiku kali ini soalnya bagian luar liang kemaluan Reni makin basah.
Reni menggenggam pegangan ranjang degan kedua tangannya. Aku menciumi lehernya dari belakang sambil kadang-kadang menggigit pundaknya. Ternyata Reni sangat aktif dalam posisi ini. Dia semakin aktif bergerak, selain mengikuti gerakan maju mundurku, pinggulnya pun bergoyang mengocok batang kemaluanku.

"Reni... pinggul kamu hebat banget," aku berbisik terengah-engah.
Reni menjawabnya dengan erangan-erangan, dia menoleh kepadaku sambil menggigit bibir bawahnya. Terlihat peluh membasahi wajahnya yang makin memerah.
Sesaat kemudian dia berbisik kepadaku, "Ouuchhh.. sayang... lebih cepat!" suaranya diikuti deru nafas yang memburu. Rupanya dia sudah semakin mendekati klimaks.
Aku pun meresponnya dengan gerakan yang lebih cepat dan keras. Kutusukkan batang kemaluanku makin dalam ke liang kemaluannya seiring perasaan klimaks yang sudah di ambang.
"Aaahhh Uuuh Sssh... teruuus Mas... ahhh..." Reni menjerit sambil bergerak makin liar sampai ranjangnya berderik-derik.

Kuteruskan gerakanku dengan mengerahkan sekuat tenaga mengimbangi gerakan liar Reni.
Ana masih tidur ketika Reni tiba-tiba menjerit, "Aaah... uuhhhfffssshhh... Masss..." kepalanya mendongak, tubuhnya bergetar hebat dan kurasakan semburan hangat dari liang kewanitaannya merembes sampai ke buah kemaluanku.
Aku pun melepaskan jutaan spermaku menyemprot kencang memenuhi karet kondom yang kupakai.
"Uuu... yess..." Reni mengakhiri gelombang kenikmatan dan mengerang sambil menikmati sisa-sisa orgasmenya.
"Ouuhhh.. Masss, kamu hebat sekali... aahh..."
Mungkin bisa dibilang ini adalah permainan terbaikku dibandingkan dengan Ana. Kemudian kami pun sempat tertidur berpelukan di kamar Ana.